Akiba serangan hama dan penyakit fusarium serta antraknos berikut akibat cuaca ekstreem, menurut Pipin, hasil panen cabai di tingkat petani anjlok sampai 40 persen.
Sekadar contoh, katanya, dalam kondisi normal cabai hasil petani di Sukamantri tiap hari didrop ke Pasar Induk Caringin Bandung rata-rata sekitar 3 ton/hari.
“Sekarang hanya di kisaran 1 ton sampai 2 ton per hari. Pasokan ke pasarmemang turun,” katanya.
Produksi rata-rata per pohon dalam kondisi normal mencapai 1 kg per pohon, namun akibat gangguan penyakit, hama dan cuaca menurut Pipin kini produksi rata-rata cabai yang bisa dipetik petani hanya sekitar 6 ons sampai 7 ons per pohon.
“Meski produksi anjlok, alhmadulillah, sejak lebaran sampai sekarang petani cabai lagi menikmati selisih harga yang cukup menggembirakan,” ucap Pipin.
Saat harga cengek domba harganya di tingkat petani sekarang mencapai Rp 60.000 per kg menurut Pipin biaya pokok produksi (BPP/BEP) yang ditanggung petani hanya sekitar Rp 8.000-Rp 10.000 per pohon.
Setiap pohon cengek domba sekarang rata-rata menghasilkan sekitar 7 ons cengek domba.
Di Sukamantri dan Panjalu, katanya, pasca-Idulfitri menjelang Iduadha ini ada sekitar 8 hektare kebun cabai rawit merah (cengek domba) yang sedang masa panen. Berikut kebun cabai kriting (8 hektare) dan cabai merah besar serta cabai lokal tanjung (20 hektare).
Laporan Reporter Andri M Dani | Sumber: Tribun Jabar