Selama ini, Shopee juga telah mengadakan program seperti Kampus UMKM Shopee dan Kampus UMKM Shopee Ekspor yang telah hadir di 9 kota dan berhasil melatih puluhan ribu UMKM lokal dan membantu lebih dari 180.000 UMKM lokal dapat menjangkau pasar baru seperti Vietnam, Malaysia, Thailand, bahkan Brasil dan Meksiko.
Director & Country Head Sea Indonesia, Kiky Hapshary menjelaskan inisiatif program “Java in Paris” adalah bentuk dukungan untuk UMKM lokal, hasil sinergi dan kolaborasi strategis antara pemerintah dan perusahaan swasta untuk bisa menghadirkan akses pasar yang lebih luas bagi UMKM.
“Dengan dukungan ekosistem bisnis digital Shopee dalam mengakselerasi perkembangan UMKM, Java in Paris ini akan menjadi momentum bagi UMKM Indonesia untuk bangkit dan melihat peluang yang lebih besar. Saya berharap, program ini bisa menginspirasi lebih banyak UMKM lokal untuk tumbuh dan menjangkau dunia,” ujar Kiky.
Pernyataan tersebut juga diamini oleh Direktur Eksekutif Shopee Indonesia, Handhika Jahja, yang mengatakan bahwa “Java in Paris” adalah bentuk komitmen #ShopeeAdaUntukUMKM. Shopee, menurutnya, ingin menjadi kawan dalam setiap perjalanan UMKM Indonesia.
“Kelanjutan dari komitmen kami untuk UMKM adalah melalui program Java in Paris yang kami sinergikan dengan Pemerintah Kota Surakarta dan juga sekaligus menandai 1 tahun berdirinya Kampus UMKM Shopee Ekspor Solo,” ujar Dhika, sapaan akrab Handhika.
Dhika juga berharap, dukungan melalui program tersebut bisa memberikan dampak positif bagi perkembangan UMKM lokal agar lebih banyak UMKM yang bisa dikenal di pasar internasional.
“Ini adalah waktunya bagi UMKM untuk tidak hanya berjaya di Indonesia, tapi juga bisa eksis di kancah internasional,” tambah Dhika.
Kesan pelaku UMKM lokal yang tembus melantai di Le BHV Marais
Sebagai informasi, ada ratusan produk UMKM lokal dalam platform Shopee terpilih kurasi BHV Marais, termasuk produk fesyen dan aksesoris buatan perajin lokal dari Janedan, Shiroshima, Danar Hadi, dan Ansoe. Daftar lengkap UMK yang terkurasi dapat ditemukan di sini.
Dian Nutri Justisia Shirokadt, pendiri Shiroshima, menceritakan pengalaman dui balik kesuksesannya terpilih melantai di Paris.
Semua bermula saat dirinya memutuskan pulang ke tanah air setelah bekerja di Singapura selama 8 tahun. Dian kembali ke kota kelahirannya, Yogyakarta dan tertarik mempelajari batik dari kedua orang tuanya yang merupakan perajin batik.
“Saya ingin membawa nuansa baru dengan motif yang lebih minimalis dan model yang lebih segar. Lalu saya belajar selama dua tahun dengan ibu saya,” cerita Dian.
Dian lalu mendirikan Shiroshima pada Agustus 2019 dengan konsep baju batik daily wear, yang dapat dipakai oleh siapa saja tanpa memandang usia.
Dian menuturkan bahwa dirinya sangat merasa senang karena produknya bisa masuk ke pasar luar negeri bersama Shopee.