Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Di tengah ancaman krisis pangan, Pemerintah Inggris menyiapkan dana sebesar 270 juta pound atau 461 juta dolar AS untuk sektor pertanian demi meningkatkan ketahanan pangan.
Senin (13/6/2022) lalu Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan, pendanaan tersebut merupakan bagian dari strategi untuk mendukung ketahanan pangan serta melindungi pasokan makanan dari guncangan ekonomi di masa depan.
"Dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi baru, kami akan tumbuh dan makan lebih banyak makanan kami sendiri, membuka lapangan kerja di seluruh negeri dan menumbuhkan ekonomi yang pada akhirnya akan membantu mengurangi tekanan pada harga," katanya dalam sebuah pernyataan.
Dengan suntikan dana tersebut Inggris tak hanya memperkuat produksi pertaniannya saja namun juga meningkatkan beberapa produksi di sektor hortikultura dan makanan laut selama hingga tahun 2029 mendatang.
Kelangkaan bahan pangan imbas invasi Rusia ke Ukraina tak hanya memukul ekonomi kedua negara tersebut, namun juga telah memicu krisis hingga menyebabkan terjadinya lonjakan harga pangan dipasar global.
Baca juga: Percepat Kegiatan Ekspor, Zelensky Tetapkan Dua Rute Baru untuk Pengiriman Pangan
Bahkan munculnya permasalahan pangan ini dapat memperburuk kondisi 1,6 miliar orang di berbagai negara.
Kekhawatiran inilah yang kemudian membuat pemerintah Inggris berupaya untuk meningkatkan ketahanan pangan nasionalnya.
Baca juga: Inggris Terancam Tenggelam Dalam Resesi Global, CBI: Terlalu Fokus di Politik
“Inggris berada dalam krisis biaya hidup dengan harga pangan melonjak, upah riil turun dan pajak naik," kata Jim McMahon, juru bicara lingkungan, pangan, dan urusan pedesaan Partai Buruh.
Dikutip dari Straits Times, strategi pangan ini merupakan hasil tinjauan independent tahun lalu, dari pemilik restoran Henry Dimbleby.
Dengan adanya strategi baru ini pemerintah Inggris yakin bahwa kondisi pangan nasionalnya bisa kembali pulih, meski tanpa mengandalkan impor pangan dari Rusia ataupun Ukraina.