TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Nanang Purus Subendro menjamin hewan kurban yang disalurkan dalam kondisi sehat.
Hal itu menyusul wabah Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK yang semakin meluas.
"Momen Idul Adha adalah waktu yang sangat ditunggu oleh para peternak, kami mengharapkan shohibul qurban tetap berkorban dengan menggunakan ternak sehat sesuai fatwa MUI," ucap Nanang kepada Tribun Network, Senin (27/6/2022).
Nanang enggan menyikapi pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang mengimbau kepada umat Islam agar tidak memaksakan diri untuk berkurban.
Baca juga: Kasus Aktif PMK 82.056 Ekor, Jatim Masuk Zona Merah, tak Perlu Mobilisasi Hewan Ternak Antardaerah
Menurutnya, imbauan pemerintah tersebut baik untuk meminimalisir risiko-risiko yang kemungkinan terjadi.
PPSKI juga mendukung langkah pemerintah dalam mempercepat penyaluran vaksinasi untuk peternak sapi.
"Kebutuhan vaksin dosis pertama untuk sapi 14 jutaan, yang ada sekarang baru 800 ribu dosis sehingga masih sangat jauh dari cukup," ungkap Nanang.
Dia pun sudah memprediksi wabah PMK tahun ini membuat penurunan permintaan terhadap hewan kurban.
"Peternak sudah memprediksi akan terjadi penurunan, realita di lapangan sepertinya lebih dari 10 persen," paparnya.
Untuk itu, PPSKI juga mengurangi stok distribusi sapi dari daerah karena turunnya permintaan di kota-kota besar.
Baca juga: Dalam Dua Hari, Vaksinasi PMK Tembus 58 ribu dosis
Nanang menambahkan ketersediaan hewan kurban sehat yang sangat terbatas ini membuat kenaikan harga secara signifikan.
"Untuk sapi di 2021 sebesar Rp20 juta per ekor, tahun ini naik menjadi Rp22 juta atau naik 10 persen," tukasnya.
Diketahui, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengimbau umat Islam membeli hewan kurban yang sehat dan tidak cacat sesuai dengan kriteria, serta menjaganya agar tetap sehat sampai hari penyembelihan.
Sementara, umat Islam yang hendak berkurban namun berada di daerah wabah PMK diimbau untuk melakukan penyembelihan di rumah potong hewan (RPH).