Kemal E.Gani, Group Chief Editor SWA Media mengatakan, salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia adalah sistem pembayaran digital yang semakin seamless.
"Selama dua tahun pandemi melanda indonesia, akselerasi pembayaran digital di Indonesia, ini disebutkan oleh Gubernur BI, telah menjadi solusi untuk pemulihan ekonomi, mengapa bisa demikian? sebab lewat digitalisasi pembayaran ini aktivitas ekonomi kita tetap dapat berjalan meskipun mobilitas masyarakat sangat dibatasi," ungkap Kemal.
Dia mengungkapkan, digital banking dan digital payment telah berkembang secara baik dalam pembayaran di bidang ritel.
Baca juga: Transaksi Tembus Rp 401 triliun, Pertumbuhan Pengguna E-commerce Ditopang oleh Pembayaran Digital
Namun perkembangannya ini memerlukan kunci utama yakni keseimbangan antara inovasi dan mitigasi resiko.
Mengutip hasil riset IDC, Kemal mengungkapkan di tahun 2025 akan ada 125 juta pengguna baru e-wallet, jumlah ini akan membuat Indonesia menjadi negara pengguna e-wallet terbanyak di Asia Tenggara.
“Sistem pembayaran digital akan membawa potensi bisnis yang besar bagi pelaku usaha, terutama ritel. Terutama dalam hal memperkuat hubungan penjual dan pelanggan, yang kedua memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik atau customer experience yang lebih baik. Mendorong skala bisnis dan memperluas pasar," ujarnya.
Meski demikian setiap pemain bisnis tetap harus memperhatikan lanskap heterogen yang ada di Indonesia sebab setiap daerah memiliki tingkat penetrasi internet, regulasi dan preferensi yang berbeda-beda.
Pelaku bisnis procurement digital, Andhie Saad menjelaskan, MBiz mengambil bagian dalam mendorong ekonomi digital Indonesia melalui layanan MBizmarket.
Ini adalah layanan procurement untuk pemerintah daerah dalam pengadaan barang dan jasa di lingkungan pemerintah daerah, karena adanya kebijakan pemerintah untuk mengganti cara procurement manual menjadi digital akan transparansi transaksi bisa diawasi dan di evualuasi.
Nor Meydia Head of Business Development Xendit menekankan pentingnya pembayaran digital untuk bisnis.
Untuk perusahaan B2C, hal ini akan membawa bisnis memasuki pasar yang berisi pelanggan yang digital literasinya sudah sangat baik dan mereka ini adalah kelompok usia 25-34 tahun yang menyumbang lebih dari 50 persen belanja online.
"Daya beli kelompok ini akan meningkat dalam dekade berikut," ujar Nor.
Pembayaran digital juga akan memberikan pengalaman pembayaran yang disukai kustomer karena sederhana dan mudah.
Riset menunjukkan 70 persen chart ditinggalkan calon pembeli karena tidak dapat menemukan metode pembayaran yang paling disukai saat checkout.