TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Rencana Pertamina mengaplikasikan MyPertamina untuk pembelian gas elpiji 3 kilogram ditolak oleh pedagang warung tegal (warteg).
Rencana tersebut akan menyusul penerapan MyPertamina untuk pembelian BBM bersubsidi jenis Pertalite dan solar yang telah diujicobakan di 11 daerah di Indonesia.
Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) menyebut semua pedagang Warteg pakai smartphone atau ponsel pintar. Lagi pula, lanjut dia, harga gas elpiji 3 kg berada di kisaran Rp 20 ribu, sedangkan harga smartphone atau ponsel pintar agar dapat mengunduh aplikasi MyPertamina sekira Rp 1 juta.
"Tidak semua punya smartphone. Ya beli gas cuma Rp 20 ribu, beli smartphone bisa lebih dari Rp 1 juta," ujar Mukroni , Ketua Kowantara saat dihubungi, Senin (4/7/2022).
Baca juga: Subsidi Elpiji 3 Kg Bakal Dialihkan ke Kompor Listrik, Pedagang Warteg: Pemerintah Tega
Apalagi, menurut Mukroni, bagi para pedagang Warteg gas lebih vital dibandingkan smartphone. Ia mencontohkan, jika gas dan smartphone dalam kondisi mati atau rusak.
"Gas itu vital kalau tiba-tiba habis, terus HP mati ini bisa menghambat usaha warung kecil yang minim stok tabung gas," kata Mukroni.
Karena itu, Mukroni meminta agar pemerintah mencari kebijakan alternatif lain. Terutama, jika ingin subsidi yang diberikan tepat sasaran. Namun, diminta agar tidak menyulitkan masyarakat dengan ekonomi kalangan menengah ke bawah.
"Apa tidak ada (kebijakan) alternatif yang lebih cerdas. Pemerintah semakin tidak cerdas untuk melayani wong cilik, bahkan menyulitkan," imbuh Mukroni.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy mengatakan, sasaran utama penerima barang-barang subsidi itu merupakan masyarakat bawah atau miskin, bukan menengah atas yang sudah memiliki ponsel pintar.
"Kalau kemudian disyaratkan yang beli elpiji 3 kg itu harus punya MyPertamina. Masyarakat miskin itu banyak yang tidak bisa membeli ponsel, kalau pun ada yang punya ponsel sangat sederhana," papar Yusuf saat dihubungi, Senin (4/7/2022).
"Artinya kebijakan ini (beli pakai aplikasi), tidak sesuai dengan karakteristik beneficiaries yang ingin ditargetkan, terutama yang paling membutuhkan. Jadi ini tidak tepat kebijakannya," sambungnya.
Baca juga: Polisi Gerebek Praktik Suntik Gas Elpiji Tiga Kilo, Empat Orang Diringkus
Sebelumnya, Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo mengatakan, rencana penggunaan MyPertamina untuk pembelian elpiji 3 kg akan dilakukan untuk menekan konsumsi serta penyaluran komoditas itu akan lebih tepat sasaran.
"Untuk LPG sebetulnya sama kita minta juga untuk register (lewat aplikasi MyPertamina)," kata Mars Ega dilansir dari Kompas TV, Rabu (29/6/2022).
Ia menjelaskan, pembelian elpiji 3 kg dengan MyPertamina sudah lebih dulu diuji coba, dibanding Pertalite. Basis data konsumen yang digunakan dalam program itu adalah Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) milik Kementerian Sosial.
Uji coba pembelian elpiji 3 kg dengan MyPertamina mulai dilakukan sejak Maret 2022. Saat ini, uji coba tersebut telah memasuki tahap 6. Uji coba tersebut melibatkan 5 kota/kabupaten, 96 pangkalan, 18.307 keluarga penerima manfaat (KPM), dan waktu uji coba pekan ke-1 Juli sampai dengan pekan ke-4 Juli 2022.
Dilansir dari Kompas.com, sebagaimana telah diberitakan, pembelian Pertalite dan Solar untuk kendaraan roda empat wajib menggunakan aplikasi MyPertamina mulai 1 Juli 2022. Lantas, kapan pembelian elpiji 3 kilogram akan menggunakan MyPertamina?
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, penerapan MyPertamina untuk pembelian elpiji 3 kilogram masih belum direalisasikan.
Baca juga: Ini Sikap Ketua DPR Terkait Rencana Kenaikan Harga Solar, Pertalite, Elpiji, dan Tarif Listrik
Pihaknya masih melakukan pengembangan sistem. "Itu belum dilaksanakan ya, masih pengembangan sistem," ujar Irto, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (2/7/2022).
Dengan demikian, sampai saat ini pembelian elpiji 3 kilogram masih dilakukan seperti biasa. "Pembelian LPG 3 kilogram masih seperti biasa," imbuhnya.
Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo mengatakan, rencana penggunaan MyPertamina untuk pembelian elpiji 3 kilogram akan dilakukan untuk menekan konsumsi serta penyaluran komoditas itu akan lebih tepat sasaran.
"Untuk LPG sebetulnya sama kita minta juga untuk register (lewat aplikasi MyPertamina)," kata Mars Ega, dilansir dari Kompas TV, Rabu (29/6/2022).
Ia menjelaskan, pembelian elpiji 3 kilogram dengan MyPertamina sudah lebih dulu diuji coba dibanding Pertalite.
Adapun basis data konsumen yang digunakan dalam program itu adalah Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) milik Kementerian Sosial.
Uji coba pembelian elpiji 3 kilogram dengan MyPertamina mulai dilakukan sejak Maret 2022.
Saat ini, uji coba tersebut telah memasuki tahap 6. Uji coba tersebut melibatkan 5 kota/kabupaten, 96 pangkalan, 18.307 keluarga penerima manfaat (KPM), dan waktu uji coba pekan ke-1 Juli sampai dengan pekan ke-4 Juli 2022.
Jika pembelian elpiji 3 kilogram benar-benar akan menggunakan aplikasi MyPertamina, masyarakat perlu mendaftarkan identitasnya pada website MyPertamina.
Setelah itu, pengguna akan mendapatkan QR Code yang dapat digunakan untuk pembelian BBM maupun elpiji subsidi.
Adapun, proses pendaftaran dapat dilakukan dengan mengakses website subsiditepat.mypertamina.id.
Selanjutnya, masyarakat perlu menyiapkan dokumen yang dibutuhkan, antara lain KTP, alamat email, dan dokumen lain sebagai pendukung.
Apabila seluruh syarat telah dipenuhi, masyarakat untuk melakukan konfirmasi "daftar sekarang".
Jika menerima notifikasi adanya kekurangan atau ketidakcocokan dokumen, masyarakat bisa mencoba kembali melakukan pengisian data identitasnya sesuai rekomendasi kekurangan yang ada.
Pertamina menyampaikan, untuk kemudahan dan mengantisipasi kendala di lapangan, masyarakat akan menerima QR Code selain akses melalui aplikasi MyPertamina.
QR Code yang diterima juga bisa dicetak dan dibawa fisiknya ke tiap gerai. QR Code tersebut kemudian akan dicocokan datanya oleh operator SPBU. (*)