Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Riset Nielsen menyampaikan pelibatan influencer dalam suatu brand dapat mendongkrak penjualan atau pemasaran dari produk yang ditawarkan perusahaan.
Berdasarkan studi Nielsen Trust in Advertising 2021, 71 persen konsumen global mempercayai iklan, opini, maupun penempatan produk dari para influencers.
"Menariknya, tidak semua promosi influencers dimulai dengan brand," tulis laporan Nielsen dalam keterangannya, Senin (2/7/2022).
Faktanya, dalam riset ditemukan beberapa influencers justru menjadi inspirasi dari kampanye-kampanye brand besar.
Baca juga: Riset Nielsen: 40,7 Persen Fans Olahraga Nonton Pertandingan Lewat Streaming Digital
Sebagai contoh, video Barbara Kristoffersen memuat hoodie Gap dengan warna yang sudah lama tidak diproduksi perusahaan sejak 2.000 justru memunculkan hastag #brownhoodie yang viral, dengan total engagement mencapai 188.35 persen dan membuat jaket tersebut dijual pada situs-situs barang bekas dengan harga mencapai 300 dolar AS.
"Gap dengan cepat memanfaatkan pembicaraan organik ini untuk meningkatkan penjualan mereknya, bekerja sama dengan influencer tambahan, Gap membuat kampanye #gaphoodie yang menghasilkan lebih dari 6,5 juta penonton," tulis riset Nielsen.
Menurut hasil kuartal pertama 2022 dari penelitian ini, rata-rata 80 persen pemirsa iklan influencer dapat mengingat melihat brand yang ditampilkan dalam iklan.
Baca juga: The Trade Desk Perkuat Data Sistem Identifikasi Nielsen ke Pasar Internasional
Iklan influencer mendorong peningkatan 9 poin dalam brand affinity, dan niat pembelian relatif terhadap konsumen yang tidak melihat iklan influencer.
Menurut data Nielsen InfluenceScope, influencers dapat menjadi sarana untuk meningkatkan brand awareness pemasar yang dapat mengkombinasikan persona yang tepat dengan konten dan engagement.
Brand yang mampu menyesuaikan citra mereka dengan influencers yang tepat akan menjadi sumber terpercaya bagi para konsumen, dan brand tersebut akan diingat konsumen ketika mereka akan berbelanja.
Riset Nielsen juga mengungkapkan bahwa pemasar global berencana untuk meningkatkan pengeluaran iklan pada media sosial hingga 53 persen mulai tahun depan, lebih besar dari saluran-saluran lain.