News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Elon Musk Tarik Diri dari Kesepakatan Senilai 44 Miliar Dolar AS, Twitter akan Ambil Tindakan Hukum

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CEO Tesla Elon Musk mengatakan pada Jumat (8/7/2022) kemarin akan mengakhiri kesepakatan senilai 44 miliar dolar AS untuk membeli perusahaan media sosial Twitter, dengan alasan perusahaan ini telah melanggar beberapa ketentuan dalam perjanjian merger.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - CEO Tesla Elon Musk mengatakan pada Jumat (8/7/2022) kemarin akan mengakhiri kesepakatan senilai 44 miliar dolar AS untuk membeli perusahaan media sosial Twitter, dengan alasan perusahaan ini telah melanggar beberapa ketentuan dalam perjanjian merger.

Ketua Twitter Bret Taylor mengatakan melalui akun Twitter-nya, Dewan Twitter akan mengambil tindakan hukum untuk menegakkan perjanjian merger.

"Dewan Twitter berkomitmen untuk menutup transaksi pada harga dan persyaratan yang disepakati dengan Mr Musk," tulis Taylor, yang dikutip dari Reuters.

Baca juga: Elon Musk Rugi 440 Juta Dolar AS Akibat Bear Market Pada Pasar Bitcoin

Dalam pengajuan pengakhiran perjanjian merger ini, pengacara Elon Musk mengatakan Twitter telah gagal menanggapi beberapa permintaan informasi mengenai akun palsu atau spam di platform-nya, yang merupakan dasar kinerja bisnis perusahaan.

"Twitter melakukan pelanggaran material terhadap beberapa ketentuan Perjanjian itu, tampaknya telah membuat pernyataan palsu dan menyesatkan yang diandalkan oleh Musk ketika memasuki Perjanjian Penggabungan," kata pengacara Musk.

Pertempuran Hukum

Keputusan Musk diperkirakan akan mendorong pertempuran hukum berlarut-larut, antara miliarder ini dan perusahaan media sosial yang berbasis di San Francisco itu.

Merger dan akuisisi yang disengketakan dan berakhir di pengadilan negara bagian Delaware, lebih sering berakhir dengan perusahaan menegosiasikan kembali kesepakatan atau pihak yang mengakuisisi membayar target penyelesaian agar transaksi terselesaikan.

Hal ini terjadi karena perusahaan sering kali ingin menyelesaikan ketidakpastian masa depan operasi mereka.

Baca juga: Elon Musk Digugat Mantan Karyawan Usai Tesla Lakukan PHK pada 500 Pekerja

Menurut seorang sumber yang mengetahui masalah ini, Twitter berharap proses pengadilan akan dimulai dalam beberapa minggu dan diselesaikan dalam beberapa bulan ke depan.

Ada banyak acuan untuk menegosiasikan kembali kesepakatan ini. Ketika pademi Covid-19 merebak pada tahun 2020 dan memberi kejutan pada ekonomi global, beberapa perusahaan melakukan reprice atau menurunkan harga akuisisi terhadap perjanjian yang telah disepakati.

Salah satu contohnya saat perusahaan barang mewah asal Prancis Louis Vuitton (LVMH) mengancam akan meninggalkan kesepakatan dengan perusahaan perhiasan asal Amerika Serikat Tiffany & Co, perusahaan AS ini menurunkan harga akuisisi sebesar 425 juta dolar AS menjadi 15,8 miliar dolar AS.

Baca juga: Mantan Istri Elon Musk Dukung Xavier Alexander Musk Ubah Gender: Aku Sangat Bangga Padamu

"Saya akan mengatakan Twitter berada dalam posisi yang baik secara hukum untuk menyatakan bahwa itu memberinya semua informasi yang diperlukan dan ini adalah dalih untuk mencari alasan untuk keluar dari kesepakatan," kata dekan asosiasi untuk penelitian fakultas di Sekolah Hukum Tulan.
Ann Lipton.

Dengan Elon Musk yang menarik diri dari kesepakatan dan janji Twitter untuk berjuang keras menyelesaikan kesepakatan ini, menimbulkan ketidakpastian atas masa depan perusahaan. Harga saham perusahaan ini juga dikhawatirkan akan terguncang, di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga dan potensi resesi yang telah memukul Wall Street.

Baca juga: Elon Musk Ancam Batal Beli Twitter Gara-gara Akun Bot

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini