News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menteri Pertanian Dapat Perintah Jokowi, Kalau Ada Stok Lebih Ekspor Saja

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panen Bawang Merah - Petani sedang memanen bawang merah di Area Sawah, Margomulyo, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Presiden mengarahkan agar jika ada produk pertanian maupun peternakan dengan stok berlebihan, bisa untuk ekspor.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendapat arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait ketersediaan stok produk dan ketahanan pangan Indonesia.

Dalam pembicaraan itu, Presiden mengarahkan agar jika ada produk pertanian maupun peternakan dengan stok berlebihan, bisa untuk ekspor.

"Saya di-briefing Pak Presiden hampir 1 jam kemarin mengatakan pertahankan kepentingan nasional, sekaligus kalau ada peluang ekspor dan kita tidak terganggu, lakukan itu. Saya kira ayam kita hampir 3 miliar lebih," ujar Syahrul di kantor pusat PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Ancol, Jakarta, Rabu (13/7/2022).

Baca juga: Jaga Inflasi, Holding BUMN Pangan Perluas Kerjasama Distribusi dengan Aliansi Pedagang Pasar

Lebih lanjut, Syahrul mengharapkan agar pelaku usaha bisa ikuti langkah Charoen Pokphand Indonesia dengan mengekspor produk unggas perdana ke Singapura.

"Karena itu, saya berharap yang mau ekspor tidak ada PR yang susah-susah, sepanjang tidak langgar aturan dan korupsi. Saatnya kita lakukan semua dengan merah putih," katanya.

Dia menambahkan, kondisi Indonesia yang masih bisa ekspor produk unggas hari ini ke negara lain merupakan tanda negara besar.

Baca juga: Pedagang Pasar: Kemendag dan Kementan Gagal Jaga Stabilitas Harga Pangan

"Indonesia lagi dibutuhkan dunia, 2 tahun ini krisis global, ekonomi memburuk. Lalu, ada climate change, apalagi negara dengan 4 musim berantakan itu pertaniannya, serta ada lagi perang Rusia dan Ukraina," pungkas Syahrul.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini