News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bursa Saham Hong Kong Tergelincir sementara Pasar Asia-Pasifik Alami Kenaikan

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi indeks harga saham di Hang Seng. Bursa saham Hong Kong jatuh lebih dari 1 persen, sementara pasar Asia-Pasifik mengalami kenaikan pada perdagangan hari ini, Kamis (14/7/2022).


Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Bursa saham Hong Kong jatuh lebih dari 1 persen, sementara pasar Asia-Pasifik mengalami kenaikan pada perdagangan hari ini, Kamis (14/7/2022).

Pergerakan ini terjadi ketika Singapura memperketat kebijakan moneternya dan menyusul pengumuman tingkat pengangguran Australia yang menurun.

Dikutip dari CNBC, indeks Hang Seng Hong Kong ambruk 0,68 persen. Sedangkan pergerakan bursa saham di China Daratan bervariasi, dengan indeks Shenzhen Component naik 0,625 persen, dan indeks Shanghai Composite turun 0,18 persen.

Baca juga: Bursa Saham Asia Pasifik Menguat Setelah Dirilisnya Data Perdagangan China

Indeks PSE Composite Filipina anjlok 1,2 persen pada perdagangan hari ini. Bank Sentral Filipina telah menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin sebagai langkah untuk memerangi inflasi.

Sedangkan indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,27 persen.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,62 persen menjadi 26.643,39, sementara indeks Topix naik 0,23 persen menjadi 1.893,13.

Indeks S&P/ASX 200 Australia melonjak 0,37 persen menjadi 6.646. Kenaikan ini terjadi setelah pemerintah Australia merilis data yang menunjukkan turunnya tingkat pengangguran menjadi 3,5 persen, lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya yaitu 3,8 persen.

Di Korea Selatan, indeks Kospi bergerak datar, sedangkan indeks Kosdaq naik 045 persen.

Kebijakan moneter Singapura

Dalam data ekonomi yang dirilis Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura menunjukkan Produk Domestik Bruto (PDB) negara ini tumbuh 4,8 persen pada kuartal kedua tahun ini, dibandingkan pada periode yang sama di tahun lalu.

Melansir dari Aljazeera, Bank Sentral Singapura telah memperketat kebijakan moneternya dalam langkah off-cycle, mendorong dolar Singapura 0,7 persen lebih tinggi.

Baca juga: Dibayangi Inflasi dan Tren Kenaikan Suku Bunga, Ekonomi RI dan IHSG Diprediksi Masih Bisa Bertahan

Langkah tersebut adalah pengetatan keempat dalam sembilan bulan terakhir oleh Otoritas Moneter Singapura, yang mengatur kebijakan moneter melalui pengaturan nilai tukar mata uang alih-alih menaikkan suku bunga, karena arus perdagangan yang deras di negara tersebut.

Langkah ini juga terjadi sehari setelah Bank Sentral Korea Selatan dan Selandia Baru menaikkan suku bunga acuan mereka sebesar 50 basis poin.

Bank Sentral Singapura memperkirakan inflasi inti berada di kisaran 3 sampai 4 persen untuk tahun ini, naik dari perkiraan sebelumnya 2,5 sampai 3,5 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini