Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan pelat merah alias Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki program pendanaan usaha mikro yang disebut Program Pendanaan Usaha Mikro Kecil (PUMK) untuk memacu kemampuan usaha mikro dan kecil agar lebih tangguh dan mandiri.
Program ini juga diharapkan bisa memberikan multiplier effect bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu penerima manfaat PUMK ini adalah Cahyorini, ibu tujuh anak yang juga petani tebu asal Desa Rejosari, Magetan, Jawa Timur.
Cahyorini mendapatkan bantuan akses pendanaan usaha mikro kecil dari PT Askrindo. Untuk bertahan selama masa pandemi ini dirinya terus berusaha meningkatkan produktifitas hasil tebunya.
Baca juga: Menteri BUMN Minta Bank Himbara Tingkatkan Fasilitas Pembiayaan KUR ke UMKM
Setiap tahunnya Rini terus berupaya menambah luas sewa lahannya serta membeli pupuk untuk persediaan pada masa tanam. Dengan biaya sewa lahan dan pupuk yang bervarisi serta meningkat tiap tahunnya, permodalan menjadi sangat penting bagi petani tebu seperti dirinya.
"Keterbatasan modal menjadi masalah utama yang dihadapi para petani, saya harus mempersiapkan modal diawal untuk tahun depan karena digunakan biaya tanam, biaya pupuk serta biaya makan untuk para pekerja tiap harinya, akan tetapi dengan adanya bantuan modal dari program PUMK Askrindo, kami para petani tebu sangat merasa terbantu untuk terus meningkatkan taraf hidup kami," ujar Cahyorini, Rabu (13/7/2022).
Baca juga: Jaga Inflasi, Holding BUMN Pangan Perluas Kerjasama Distribusi dengan Aliansi Pedagang Pasar
Strategi memacu produktivitas tanaman tebu akan memacu pula omset usaha dan keuntungan yang didapat sebagai petani tebu. Lewat cara ini dia mampu menyekolahkan serta menguliahkan anak-anaknya di sekolah dan perguruan tinggi favorit sekaligus mencukupi kebutuhan harian.
Untuk pengembalian PUMK yang dia dapat dari Askrindo, Cahyorini menyetorkannya melalui Pabrik Gula (PG) Redjosarie. Untuk pengembalian modal kerjanya, itu dengan pemotongan hasil menjual tebu ke PG Redjosarie.
"Misalkan pengiriman tebu pertama kami tidak dipotong, pengiriman kedua dan seterusnya kami baru dipotong dari total pembayaran kami untuk melunasi PUMK dan itu sangat membantu saya sekali," ujarnya.
Melihat performa bisnis dan pengembalian yang baik di tahun-tahun sebelumnya, di tahun 2022 PT Askrindo kembali menjalin kolaborasi dengan PTPN XI dengan menyalurkan dana PUMK sebesar Rp.9,974 Miliar untuk para petani tebu diwilayah PTPN XI.
Direktur Kepatuhan, SDM dan Manajemen Risiko Askrindo, Kun Wahyu Wardana, menjelaskan, semakin meningkatnya laba perusahaan maka alokasi untuk membantu para pengusaha kecil termasuk petani semakin kuat.
Dengan demikian, tujuan untuk meningkatkan taraf hidup para pengusaha kecil serta meningkatkan lapangan kerja baru dapat terwujud.
Dia menjelaskan, kolaborasi Askrindo dan PTPN XI melalui program PUMK membantu meningkatkan produktivitas tebu dan pendapatan petani tebu rakyat sekaligus mendorong percepatan terwujudnya Swasembada Gula Nasional.