Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lonjakan inflasi di sejumlah negara membuat ekonomi global terancam resesi, bahkan negara Sri Lanka mengalami gagal bayar utang luar negerinya dan kini bangkrut.
Melihat kondisi tersebut, masyarakat diimbau untuk mengatur keuangannya secara baik agar tetap bertahan.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, pasar saham dan reksadana nampaknya akan melemah seiring dengan isu resesi global.
"Jadi memang cukup berisiko untuk berinvetasi (jangka pendek) saat ini," ucap Nailul saat dihubungi, Sabtu (16/7/2022).
Menurutnya, dalam kondisi menuju resesi dan inflasi global seperti saat ini, cukup bijak apabila masyarakat menyimpan uang di tempat yang aman yaitu perbankan.
"Perbanyak tabungan untuk antisipasi inflasi yang terus meningkat dan ancaman resesi. Ada uang yang likuid bagus untuk saat ini," kata Nailul.
Baca juga: Apa Sih Resesi Ekonomi? Begini Penjelasan Penyebab, Dampak dan Solusinya
Di sisi lain, sebelumnya Nailul meminta pemerintah mengelola utang luar negerinya secara baik, setelah negara Sri Lanka mengalami bangkrut.
"Bangkrutnya Sri Lanka jadi alarm bagi pemerintah kita," katanya.