TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengguna GoPay saat ini terus meningkat seiring dengan makin populernya platform e-wallet alias dompet elektronik ini di Indonesia.
Hasil survei yang diselenggarakan Populix bertajuk ‘Consumer Preference Towards Banking and e-Wallet Apps’ yang dirilis Juli 2022 menyatakan GoPay menjadi e-wallet yang paling leading untuk kategori Most Used e-Wallet Apps dengan skor 88 persen.
Masih berdasarkan hasil survei ini, posisi kedua di kategori yang sama adalah Dana (83 persen) diikuti OVO (79 % ), Shopee Pay (76 % ), dan LinkAja (30 % ).
Riset Populix ini juga membeberkan beberapa alasan popularitas e-wallet yang mendorong peningkatan penggunaannya dalam keseharian masyarakat.
Yang menjadi poin tertinggi adalah karena mempermudah transaksi (81 % ) dan selanjutnya karena terintegrasi dengan e-Commerce (80 % ).
Alasan ketiga karena mudah digunakan (79 % ). Aplikasi e-wallet yang memenuhi tiga unsur tersebut seperti dimiliki GoPay yang kemudian menjadikan tingkat penggunaannya oleh masyarakat sangat tinggi.
Hasil riset ini juga mencatat mayoritas transaksi menggunakan e-Wallet adalah untuk pembayaran e-Commerce (85 % ) diikuti untuk pembayaran transportasi ojek online/ride-hailing (71 % ) dan top-up pulsa ponsel (69 % ). Frekuensi penggunaan tertinggi adalah 2 sampai 3 kali dalam seminggu (24 % ), setiap hari (20 % ), dan 4 sampai 5 kali dalam seminggu (17 % ).
Baca juga: Mau Investasi Reksa Dana Sekarang Bisa Pakai GoPay, Cukup Pakai GoInvestasi, Simak Caranya
Untuk kategori Bank Digital, Most Used Digital Banking Apps alias aplikasi bank digital paling sering digunakan masyarakat ditempati oleh Bank Jago (46 % ) yang berkolaborasi erat dengan GoTo Financial. Tempat kedua adalah Neo Bank (40 % ), dan diikuti Jenius (32 % ).
Sama seperti e-Wallet, peningkatan penggunaan aplikasi bank digital terutama karena menawarkan kemudahan transaksi (75 % ), mudah digunakan (74 % ), hemat waktu (67 % ), banyak fitur (65 % ), dan mudah untuk menelusuri transaksi keuangan (62 % ).
Sedangkan di kategori Mobile Banking, aplikasi yang paling banyak digunakan masyarakat adalah BCA Mobile milik PT Bank BCA Tbk (60 % ) diikuti BRImo dari PT Bank BRI Tbk (26 % ) dan Livin dari PT Bank Mandiri Tbk (25 % ).
Baca juga: Cara Mudah Bayar Langganan Netflix Lewat GoPay
”Digitalisasi layanan keuangan telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hasil survei kami menunjukkan bahwa mobile banking dan e-wallet adalah dua aplikasi keuangan yang paling banyak digunakan di antara semua kelompok umur, sementara perbankan digital cenderung populer di kalangan responden yang lebih berumur,” ungkap tim riset Populix soal latarbelakang dilakukannya survey ini.
Riset melibatkan sebanyak 1.000 responden dengan gender pria (42 % ) dan perempuan (58 % ) yang dilakukan pada 20 – 25 Mei 2022.
Analis Samuel Sekuritas, Muhammad Farras Farhan, dalam risetnya tentang GOTO menyoroti prospek bisnis jasa keuangan digital sebagai pilar ketiga ekosistem bisnis GOTO sebagai prospek yang positif. Posisinya akan menjadi salah satu kontributor utama yang akan berpotensi mendongkrak pendapatan serta profitabilitas GOTO.
Baca juga: Adopsi Pembayaran Digital, Blue Bird Berkolaborasi dengan GoPay
Bisnis fintech GOTO membukukan Gross Transaction Value (GTV) sebesar Rp214 triliun atau naik 80 % Year on Year (YoY) pada 2021.
GoPay yang belum lama diperkenalkan sebagai pilihan metode pembayaran di Tokopedia langsung menguasai 76 % atau setara Rp6,4 triliun dari total nilai transaksi yang menggunakan uang elektronik pada kuartal keempat 2021. Pada kuartal pertama 2022, dominasinya meningkat menjadi 93 % atau setara Rp7,6 triliun.
Persentase konsumen yang menggunakan GoPay untuk transaksi layanan mobilitas dan pesan antar makanan juga tumbuh dari 43 % pada kuartal pertama tahun 2021 menjadi 55 % pada kuartal pertama tahun 2022.
”Kami yakin masih banyak hal yang belum dilakukan oleh GoTo Financial yang dapat membantu mendongkrak GTV-nya, salah satunya adalah integrasi dengan Bank Jago (kode saham: ARTO). Kami memproyeksikan bahwa GoTo Financial akan mengalami pertumbuhan GTV sebesar +65 % YoY di 2022 menjadi Rp 354 triliun,” ujarnya.
Penulis: Yudho Winarto | Sumber: Kontan