News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Saham-saham Rekomendasi Analis Pasca BI Pertahankan Level Suku Bunga Acuan 3,5 Persen

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pialang menjalankan aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Sejumlah saham diperkirakan akan mendapat sentimen positif dari langkah BI mempertahankan levbel suku bunga acuan 3,5 persen, yakni sektor teknologi, properti dan konstruksi. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis pasar modal memberikan rekomendasi sejumlah saham di lantai bursa yang layak dikoleksi pasca Bank Indonesia mengumumkan tetap mempertahankan level suku bunga acuan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate di 3,5 persen.

Secara umum, keputusan yang diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Juli 2022 tersebut mendapat respons positif pasar. 

Seperti dikemukakan Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya.

Dia mengatakan, keputusan BI mempertahankan level suku bunga acuan di 3,5 persen mendapat respons yang positif pasar yang tercermin dari koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (21/7) yang tergolong tipis.

"Hari ini IHSG masih ditutup di 6.864, di sesi I sempat ke 6.809. Investor asing juga kembali masuk dan melakukan net buy yang cukup lumayan, yakni sekitar Rp 530 miliar," ucap Cheril saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (21/7/2022).

Cheril menilai, saham-saham yang akan terkena sentimen positif dari dipertahankannya suku bunga ini adalah sektor teknologi, properti, dan konstruksi.

Baca juga: Target Inflasi Inti Masih Sesuai Sasaran Jadi Alasan BI Enggan Kerek Suku Bunga

Misalnya BSDE, SMRA, EMTK, dan ADHI. Pasalnya, sektor-sektor tersebut diuntungkan dari tingkat suku bunga yang rendah.

Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana berpendapat, saham-saham sektor properti dan konstruksi memang diuntungkan dengan suku bunga yang rendah. 

Namun risiko investasi di sektor ini masih cukup tinggi karena debt to equity ratio (DER) yang cenderung besar.

Baca juga: Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan 3,5 Persen

"Yang menarik dicermati paling emiten-emiten yang cenderung hype saat ini saja yang dipengaruhi harga komoditas, seperti gas dan tambang," kata Herditya.

Contohnya adalah PTBA, ADRO, INCO, dan PGAS. Menurut Herditya, secara teknikal, saham-saham tersebut masih cukup menarik karena sedang berada dalam uptrend jangka pendeknya.

Laporan Reporter: Nur Qolbi | Sumber: Kontan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini