Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Pengiriman gas alam dari Moskow ke Eropa telah turun ke level terendah dalam empat tahun terakhir, penurunan ini terjadi usai Rusia melakukan operasi militer ke Ukraina pada Februari lalu.
Menurut data dari Badan Energi Internasional (IEA) dan operator sistem transmisi Ukraina, Rusia biasa memasok kebutuhan gas benua Eropa sebanyak 40 persen atau sekitar 155 miliar meter kubik per tahun. Namun setelah Rusia menginvasi Ukraina, jumlah pasokan migas Moskow yang di ekspor ke Eropa mengalami penyusutan drastis.
Baca juga: Saingi Dolar AS, Rusia dan Negara-negara BRICS Bakal Produksi Mata Uang Cadangan Internasional Baru
Dimana aliran gas dari Moskow turun menjadi 200 juta meter kubik, jumlah ini kian mengalami kemerosotan hingga akhirnya pada awal Juli lalu Rusia hanya memasok gas harian di bawah 100 juta meter kubik.
Angka ini anjlok drastis apabila dibandingkan dengan pasokan gas Rusia di tahun lalu, dimana saat itu Rusia biasa mengekspor 400 hingga 500 juta meter kubik per hari.
Baca juga: Pejabat Rusia Bantah Moskow Sebabkan Krisis Pangan Global
Melansir dari Anadolu Agency, merosotnya pasokan gas Rusia terjadi setelah negara pimpinan Vladimir Putin ini menghentikan transmisi dari pipa gas alam Nord Stream-2 sebagai bentuk balasan sanksi pada Eropa yang telah menjatuhkan embargo pada Rusia.
Selain adanya penghentian operasi Nord Stream-2, menurunnya jumlah pasokan gas Rusia juga disebabkan oleh adanya pengurangan pengiriman gas LNG via pipa Nord Stream 1 sejak 15 Juni kemarin, karena adanya pemeliharaan teknis dari perusahaan Siemens Jerman.
Imbas dari pengurangan tersebut, kini aliran pipa gas dari Nord Stream 1 hanya dapat menyalurkan 65 juta meter kubik gas alam. Anjlok jauh apabila dibandingkan dengan pasokan sebelumnya dimana pipa gas ini mampu mentransmisikan 160 juta meter kubik gas per hari.
Adanya pemangkasan gas Moskow tentunya menjadi pukulan berat bagi Eropa, mengingat sebagian besar negara di benua ini menggantungkan pasokan gasnya dari Rusia. Sejumlah cara telah dilakukan Eropa untuk melepaskan diri dari ketergantungan energi Moskow, salah satunya dengan mendiversifikasi pasokan dengan mengimpor gas dari eksportir pengganti yaitu Azerbaijan.
Tak hanya itu UE bahkan telah menyerukan pemangkasan konsumsi gas Rusia sebanyak 15 persen pada semua negara anggota. Langkah ini diambil guna mengantisipasi adanya kemungkinan gangguan aliran gas alam dari Rusia di masa mendatang.