Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Dua maskapai penerbangan Korea Selatan, Korean Air Lines dan Asiana Air Lines membatalkan penerbangan ke Taiwan selama satu hingga dua hari untuk menghindari risiko buruk karena adanya latihan militer China di sekitar Selat Taiwan.
Dilansir dari Reuters, Kamis (4/8/2022) kantor berita News1 dan media lokal Korea Selatan mengabarkan, Korean Air membatalkan penerbangan antara Incheon dan Taiwan pada hari Jumat dan Sabtu.
Sementara Asiana Airlines membatalkan penerbangan langsung hari Jumat ke Taiwan dan akan memantau situasinya.
Sebelumnya, China dikabarkan akan memulai latihan militer skala besar pada hari Kamis (4/8) seusai Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan.
Menurut media Pemerintah China, latihan akan dimulai pukul 12 siang waktu setempat, yang juga termasuk latihan menembak langsung.
“Latihan itu akan berlangsung di beberapa zona yang mengelilingi Taiwan dan akan berakhir pada hari Minggu (7/8) mendatang.” kata media Pemerintah China yang dikutip oleh Channel News Asia, Kamis (4/8/2022)
Baca juga: China Gelar Latihan Militer Terbesar Dekat Taiwan, Termasuk Penembakan Jarak Jauh
Sementara itu, surat kabar Global Times melaporkan bahwa latihan itu belum pernah terjadi sebelumnya dan bahwa rudal akan diluncurkan di atas Taiwan untuk pertama kalinya.
"Ini adalah pertama kalinya PLA akan meluncurkan artileri jarak jauh langsung yang melintasi Selat Taiwan," kata surat kabar itu, merujuk pada militer China, Tentara Pembebasan Rakyat.
Taipei kemudian mengutuk rencana tersebut dan mengatakan bahwa China telah merusak stabilitas keamanan di kawasan Asia Timur.
Baca juga: Buntut Kunjungan Nancy Pelosi, China Batasi Perdagangan Dengan Taiwan
"Beberapa area latihan China masuk ke perairan teritorial Taiwan," kata juru bicara kementerian pertahanan, Sun Li-fang pada konferensi pers Rabu (3/8).
"Ini adalah langkah irasional untuk menantang tatanan internasional." tambahnya
Di sisi lain, negara-negara industri Kelompok Tujuh (G7) juga mengutuk latihan yang direncanakan itu, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "tidak ada pembenaran atas kunjungan Pelosi sebagai dalih untuk aktivitas militer agresif di Selat Taiwan".