TRIBUNNEWS.COM - Paylater banyak dikenal sebagai salah satu layanan keuangan berbasis digital yang tengah hits beberapa tahun belakangan. Adanya fitur pembayaran ini kerap dijadikan solusi praktis untuk mengatasi masalah keuangan di masa kritis. Sebagai contoh, melalui paylater, Anda bisa memenuhi kebutuhan mendesak padahal isi dompet tengah tiris di akhir bulan.
Namun, karena mudah untuk diajukan, layanan ini juga tidak jarang digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sebenarnya tidak terlalu penting, bahkan bersifat konsumtif. Alhasil, beban utang dari penggunaan paylater semakin menumpuk dan menjadi mimpi buruk bagi keuangan.
Karena memiliki risiko tersebut, ada baiknya untuk memahami dulu apa itu fitur paylater, cara kerja, manfaat, dan kekurangannya berikut ini.
1. Apa Itu Fitur Paylater?
Paylater merupakan fitur atau metode pembayaran yang bisa digunakan untuk menyelesaikan transaksi saat ini dan pembayarannya dilakukan belakangan. Menggunakan fitur tersebut, Anda bisa bebas berbelanja kebutuhan apa pun dan melunasi tagihannya di lain waktu secara mencicil ataupun sekali bayar.
Di Indonesia sendiri, fitur pembayaran ini bisa dengan mudah ditemui di berbagai platform belanja online, e-commerce, maupun marketplace. Bahkan, tidak sedikit pengguna yang bisa langsung memanfaatkan metode pembayaran ini untuk menyelesaikan transaksi belanja dan baru melunasi tagihannya nanti.
Bisa dibilang, paylater adalah fitur pembayaran berbasis digital yang memiliki tingkat popularitas tinggi di masyarakat. Bahkan, menurut sebuah riset yang dilakukan oleh DSResearch di tahun 2019, paylater merupakan fitur terfavorit ketiga yang memiliki persentase pengguna sebanyak 56,7 persen.
Menurut survei lainnya, di antara semua orang yang menjadi responden, sebanyak 95% telah mengenal paylater dan hampir 80% telah mengetahui cara kerjanya.
2. Cara Kerja Fitur Paylater
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, fitur paylater ini sudah cukup banyak ditawarkan oleh aplikasi belanja online maupun platform e-commerce dan marketplace. Dengan menggunakan layanan tersebut, Anda bisa mendapatkan alternatif fitur pembayaran mirip kartu kredit, yaitu menyelesaikan transaksi belanja terlebih dulu dan melunasi tagihannya belakangan.
Sebagai contoh, Anda bisa berbelanja hari ini menggunakan paylater, dan melunasi tagihannya di akhir bulan atau saat hari gajian tiba secara mencicil atau sekali bayar. Jika memilih metode cicilan, pengguna bisa menentukan sendiri tenor pembayarannya. Dengan begitu, beban cicilannya dapat lebih mudah disesuaikan dengan kemampuan bayar dan tak berisiko menyebabkan gagal bayar atau kredit macet.
Tapi, pahami pula bahwa ada beban bunga dan biaya layanan yang harus ditanggung oleh pengguna saat memanfaatkan fitur pembayaran ini, termasuk juga denda keterlambatan.
Nilai dari beban bunga, biaya layanan, dan denda keterlambatan ini tentu berbeda di setiap layanan sehingga Anda perlu membandingkannya agar bisa mendapatkan keuntungan optimal.
Di samping itu, tergantung dari kondisi keuangan dan kebiasaan belanja pengguna, penyedia paylater akan memberikan limit dengan nominal tertentu. Jadi, asal digunakan dengan bijak, risiko paylater menjadi sumber utang yang tak mampu ditangani keuangan akan menjadi lebih kecil.