News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BBM Mahal, Bahan Bakar Gas Bisa jadi Alternatif untuk Kebutuhan Transportasi Darat

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah kendaraan saat mengantri untuk melakukan pengisian Bahan Bakar Gas di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur. Dengan semakin bertambahnya infrastruktur pengisian BBG, seharusnya pelaku usaha transportasi seperti truk dan angkutan barang lainnya mulai menggunakan BBG.

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lonjakan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi selama 6 bulan terakhir terus menjadi ancaman bagi perekonomian Indonesia. Mahalnya biaya BBM membuat beban biaya logistik kian meninggi.

Di industri logistik, biaya BBM rata-rata diprediksi berkontribusi sekitar 20-25 persen terhadap ongkos produksi first mile-last mile.

Dian Kuncoro, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Liquid & Compress Natural Gas Indonesia (APLCNGI) mengatakan, sektor logistik nasional masih sangat tergantung pada angkutan darat yang mayoritas mengkonsumsi BBM.

Baca juga: Produksi Gas akan Meningkat, LaNyalla Nilai Program BBG Nelayan Sangat Tepat

Karena itu, ketika harga BBM mengalami gejolak, maka kekhawatiran lonjakan harga-harga pada barang konsumsi dan barang produksi langsung terjadi. Imbasnya adalah kemungkinan terjadinya kenaikan inflasi yang membuat tekanan terhadap perekonomian semakin tinggi.

“Kami sudah berulangkali mengusulkan agar angkutan darat ini dapat bermigrasi ke BBG, sehingga ketergantungan terhadap BBM berkurang," ujarnya, Senin, 11 Agustus 2022.

Dia mengatakan, dengan semakin bertambahnya infrastruktur pengisian BBG, seharusnya pelaku usaha transportasi seperti truk dan angkutan barang lainnya mulai menggunakan BBG.

"Ini energi yang lebih bersih, secara harga sangat bersaing dan pasokannya selalu tersedia serta tidak perlu import,” lanjutnya.

Menurut Dian dengan populasi masyarakat yang masih tersentralisasi di pulau Jawa, penggunaan transportasi darat dalam bisnis jasa logistik masih akan dominan di masa depan.

Karena itu, pihaknya mengusulkan agar pemerintah juga ikut mendorong penggunaan BBG bagi efisiensi di sektor logistik ini.

Beberapa inisiatif bisa dilakukan. Diantaranya mempercepat aktifasi dan pembangunan SPBG secara masif di jalur kendaraan pengangkut logistik. Selain itu, insentif bagi sektor angkutan barang yang menggunakan BBG sebagai pengganti BBM.

Ia menegaskan dengan terhubungnya jalan tol trans Jawa, seharusnya memudahkan para pengusaha angkutan barang untuk mulai bermigrasi menggunakan BBG.

Menurut Dian, bagi kendaraan besar seperti truk pengangkut kontainer, bisa memulainya dengan menggunakan dual fuel yaitu solar dan CNG. Namun, juga bisa memanfaatkan penggunaan LNG yang berkapasitas lebih besar.

Baca juga: Daftar Harga BBM di SPBU Pertamina dan Shell di Seluruh Wilayah Indonesia

“Berkaca pada data penggunaan dual fuel BBM - BBG pada kendaraan truk dan kendaran penumpang seperti yang sudah ada terbukti bisa menghemat biaya sampai 30 persen," bebernya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini