Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang, menanggapi adanya informasi yang menyebutkan bahwa harga mie instan per bungkus bakal mengalami lonjakan hingga 3 kali lipat, imbas naiknya harga gandum.
Pria yang akrab disapa Franky ini menjelaskan, pada dasarnya, komponen mie instan tidak serta merta 100 persen berasal dari bahan baku gandum.
Sehingga, naiknya harga gandum tidak bakal membuat harga mi instan tiba-tiba melonjak signifikan.
Baca juga: Saat Dua Menteri Jokowi Tak Kompak Soal Kenaikan Harga Mi Instan, Pernyataan Mentan Dibantah Mendag
"Mengenai kabar harga mie instan bisa naik tiga kali lipat, itu berlebihan. Kan saat ini harga gandum belum naik sampai 100 persen," ucap Franky saat dihubungi Tribunnews, Kamis (11/8/2022).
"Kemudian juga mie instan itu dalam costing banyak komponen lainnya (selain gandum)," sambungnya.
Franky menuturkan, sebenarnya harga gandum dunia telah mengalami kenaikan sejak 2021, dan bukan terjadi baru-baru ini saja.
Nyatanya, seiring dengan meningkatnya harga gandum, tidak membuat harga mie instan mengalami lonjakan signifikan.
"Sampai saat ini harga gandum dunia sudah tinggi, jadi kalau nanti ada kenaikkan terigu, harga mie instan tidak akan ikut tinggi. Naiknya harga gandum maupun terigu sudah terjadi sejak 2021," paparnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Loppies mengungkapkan, saat ini suplai gandum Indonesia tidak terganggu oleh perang Rusia dan Ukraina.
Baca juga: Harga Mi Instan akan Naik Tiga Kali Lipat, Menparekraf Wanti-wanti Pelaku UMKM dan Anak Kos
Pasalnya, suplai gandum nasional lebih banyak diimpor dari Australia, Amerika, ataupun Kanada.
"Importir gandum ke Indonesia yang terbesar bukan Rusia. Yang besar itu dari Australia," papar Ratna saat dihubungi Tribunnews.
Ia melanjutkan, jikalau mie instan mengalami peningkatan harga, hal tersebut tidak sepenuhnya imbas naiknya harga gandum.
Terdapat juga andil kenaikan dari komponen bahan baku lainnya.
Untuk mie instan sendiri, terdiri dari beragam komponen seperti gula, minyak, cabai, bawang, dan lain-lainnya. Belum lagi pada kemasannya terdapat komponen seperti plastik dan juga karton.
"Mie instan kalau naik kan tidak hanya terigu, dalam mie instan itu komponennya banyak seperti cabai, minyak, ada juga packaging," pungkasnya.
Baca juga: Harga Mi Instan akan Naik 3 Kali Lipat, Apa Alasannya?
Mentan Beri Sinyal Harga Mie Instan Bakal Naik
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, memberikan sinyal terkait harga mie instan yang bakal naik.
Kemungkinan naiknya harga mi instan ini dikarenakan kondisi ketidakpastian global akibat perang Ukraina dan Rusia.
Menurut Syahrul, konflik Ukraina dan Rusia membuat ratusan ton gandum tertahan, sehingga mempengaruhi harga mie instan.
Hal itu disampaikan dalam acara Webinar Strategi Penerapan GAP Tanaman Pangan Memacu Produksi Guna Antisipasi Krisis Pangan Global dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Senin (8/8/2022).
"Kita dihadapkan perang Ukraina dan Rusia, di mana gandum 180 juta ton sekarang endak bisa keluar," kata Syahrul, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Selasa (9/8/2022).
Baca juga: Mentan Beri Sinyal Harga Mi Instan Bakal Naik: Hati-hati yang Makan Mi, Harganya 3 Kali Lipat
Untuk itu, Syahrul pun memprediksi kenaikan harga mie instan.
"Jadi, hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya 3 kali lipat itu, maafkan saya, saya bicara ekstrem saja ini," lanjutnya.
Lebih lanjut, Mentan menjelaskan, ketersediaan gandum dunia yang sebenarnya ada, namun harganya mahal.
"Ada gandumnya, tapi harganya akan mahal banget. Sementara kita impor terus nih. Kalau saya jelas tidak setuju, apapun kita makan aja, singkong, sorgum, sagu," jelas Syahrul.