“Untuk mengatasinya, maksimalkan kecakapan digital kita dan usahakan kita tidak melakukan penjualan barang-barang palsu,” tandasnya.
Rachel Octavia menyoroti pentingnya branding, yaitu usaha membangun citra suatu produk sehingga menarik dan melekat di benak konsumen.
Dia menerangkan, branding bertujuan untuk membangun citra positif dan reputasi perusahaan agar baik di mata konsumen.
Baca juga: Pegiat Literasi Digital: Hargai Karya Cipta Orang Lain dengan Menyebutkan Sumber Asli di Dunia Maya
Dengan kata lain, branding merupakan bentuk komunikasi merek dengan konsumen yang menjadi sasarannya.
“Tujuan utama dari suatu branding adalah untuk mengenalkan merek atau produk, karena produk kita bukan satu-satunya di pasar, sehingga harus dikenalkan,” tuturnya.
Untuk membangun brand atau merek di era digital, Rachel memaparkan beberapa strategi, yaitu memahami branding, memenuhi elemen branding, dan menentukan target pasar.
Selain itu juga menerapkan strategi digital branding, mulai dari menggunakan influencer atau KOL (Key Opinion Leaders), medsos, Google Bisnisku, SEM (Search Engine Marketing), Email marketing, hingga TikTok.
“Kalau kita tidak memberikan cerita terhadap brand kita, maka orang lain yang akan membuat cerita tentang brand kita. Jadi, sebelum itu terjadi sebaiknya kita membuat dulu, kita mau menceritakan brand kita itu seperti apa? Untuk itu, pahami perangkat digital dan optimalkan penggunaannya,” pungkasnya.