Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Ekonomi Dunia (WEF) menyatakan, ada peluang pertumbuhan 28 triliun dolar AS pada ekspansi produk domestik bruto (PDB) global pada 2025 jika perempuan dan laki-laki berpartisipasi secara setara baik dalam dunia kerja maupun sektor bisnis.
Namun, upaya memacu pertumbuhan tersebut masih ada beberapa kendala, satu diantaranya adalah ketidaksetaraan gender.
Untuk mendorong hal tersebut, B20 Indonesia melalui salah satu gugus tugas B20, Women in Business Action Council (B20 WiBAC) akan menggelar dialog B20-G20 Indonesia, Selasa (23/8/2022).
Baca juga: BPS: Tiga Besar Penyumbang PDB Nasional, Pertanian Berkontribusi 12,98 Persen
Dialog ini akan membahas solusi dan rekomendasi dalam mengatasi masalah ketidakadilan gender di dunia bisnis dan akan dihadiri hingga 150 peserta of line dan 1.000 peserta online dari negara-negara anggota G20.
Forum ini juga mengundang Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto dan Menteri PPPA RI, Bintang Puspayoga.
Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani mengutip data ILO mengatakan, jika isu kesetaraan gender teratasi dengan mendorong lebih banyak partisipasi wanita dalam dunia kerja dan sektor bisnis akan berkontribusi meningkatkan PDB dunia sebesar 12 triliun dolar AS, sebanyak 4,5 triliun dolar AS untuk kawasan Asia-Pasifik, dan secara spesifik 135 miliar dolar AS bagi Indonesia di tahun 2025.
“B20 Indonesia akan menjembatani dan mengatasi kesenjangan antara perempuan dan laki-laki melalui rekomendasi kebijakan yang fokus pada kemajuan dan pemberdayaan perempuan melalui legacy One Global Women Empowerment," ujarnya, Senin (22/82022).
Dia menjelaskan, One Global Women Empowerment merupakan platform yang mengusung sejumlah aksi kunci.
Antara lain, meningkatkan kapasitas dan pemberdayaan pelaku usaha perempuan melalui digital capabilities, knowledge sharing, funding and investment, technical support hingga supportive policy.
Ira Noviarti, Chair of B20 Women in Business Action Council (WiBAC) mengatakan, dalam B20-G20 dialog pihaknya akan mengkomunikasikan tiga pencapaian kinerja utama dari B20 WiBAC.
Yaitu, dokumen final B20 WiBAC Policy & Action Recommendation yang menjadi panduan menuju kesetaraan partisipasi perempuan di dunia bisnis di semua negara G20; peluncuran cetak biru platform One Global Women Empowerment (OGWE) untuk memajukan pertumbuhan ekonomi global yang inklusif, tangguh, dan juga berkelanjutan melalui pemberdayaan perempuan; dan dukungan resmi dari 23 institusi terhadap OGWE.
Baca juga: Gugus Tugas B20 Nilai Keterlibatan Perempuan Bisa Optimalkan Pertumbuhan PDB Global
OGWE membawa misi memfasilitasi dukungan penting dalam mempercepat kesetaraan keterlibatan pengusaha dan pegawai perempuan dalam ekonomi global.
“Platform OGWE akan membekali pengusaha dan pegawai perempuan dalam meningkatkan kemampuan digital, pengetahuan, memberikan akses pendanaan dan investasi, dukungan teknis seperti legal dan perencanaan bisnis, serta pemahaman mengenai peraturan yang relevan dan mendukung mereka," ujarnya.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan salah satu prioritas utama B20 Indonesia yang diinisiasi Kadin Indonesia adalah mewakili suara perempuan dan menjadi representasi sektor bisnis untuk menghasilkan inisiatif dalam mengatasi isu perempuan.
Baca juga: Ekonomi Singapura Mengalami Perlambatan, Pemerintah Setempat Pangkas PDB Hingga 4,4 Persen
“Kita membutuhkan collective action untuk mengatasi isu gender. Untuk itu Kadin Indonesia selaku penyelenggara B20 ingin mengajak peran serta negara anggota G20 untuk berkolaborasi memberikan solusi atas isu gender serta keterlibatan perempuan dalam pembangunan ekonomi global," ujarnya.
Menurutnya, platform OGWE menjadi krusial karena akan mendukung fasilitasi dalam mengatasi isu gender melalui 5C, yaitu crowdsource, crowdfund, curate, clarify, communicate.