Faisal menambahkan, inflasi daerah cenderung dinamis, tergantung dari tempat dan kondisi yang berubah.
“Jika pemerintah pusat mengatakan agar supaya daerah menekan inflasi, sebetulnya itu yang paling relevan dalam kontrol daerah adalah pangan. Jadi kalau tidak cukup daerah diimpor dari daerah lain,” jelasnya.
Menurut dia, pemerintah daerah akan kesulitan untuk mengendalikan inflasi mereka jika pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan harga BBM.
“Kalau BBM dinaikkan, berarti kebijakan pusat, itu susah dikendalikan oleh daerah, karena dorongan kebijakan kenaikan BBM oleh pusat itu terlalu besar dampaknya dibandingkan usaha yang bisa dilakukan oleh masing-masing daerah,” ungkap Faisal.
Baca juga: Isu Kenaikan Harga BBM Subsidi, PDIP: Itu Opsi Terakhir, Jika Tak Ada Jalan Lagi
Deputy Director Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan pemerintah perlu mengoptimalkan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) untuk pengendalian inflasi.
Pemerintah juga harus menyediakan ruang penyimpanan (cold storage) di sentra produksi maupun di pasar untuk antisipasi lonjakan permintaan.
Selain itu, operasi pasar juga harus dimaksimalkan agar bisa lebih tepat sasaran.
"Namun, beberapa yang paling urgen dilakukan untuk mengendalikan inflasi daerah adalah optimalisasi DAK dan DTU (dana transfer umum) untuk pengendalian inflasi, cold storage di sentra produksi maupun di pasar untuk antisipasi lonjakan permintaan, serta operasi pasar tepat sasaran," ujarnya.
Pertamina Sebut Stok Pertalite Cukup untuk 18 Hari dan Solar 20 Hari
Unit usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang perdagangan olahan minyak bumi, Pertamina Patra Niaga, memastikan stok bahan bakar minyak jenis Pertalite dan Solar subsidi dalam kondisi aman dalam beberapa hari ke depan.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, stok Pertalite secara nasional tersedia untuk 18 hari ke depan.
Sementara untuk solar, dalam kondisi tersedia untuk 20 hari ke depan.
"Stok BBM nasional dalam posisi Pertalite ada di level 18 hari dan Solar ada di level 20 hari. Dan ini terus kami produksi untuk mencukupi kebutuhan masyarakat," ucap Irto kepada Tribunnews, Jumat (2/9/2022).
Dirinya juga membeberkan, penyaluran BBM subsidi tersebut juga terus mengalami peningkatan.