Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau melemah pada Rabu pagi (7/9/2022). Mengutip data Bloomberg Spot Rate sekitar pukul 09.05 WIB, rupiah berada di level Rp14.926.
Sebelumnya pada Selasa (6/9/2022) sore, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp14.885.
Pengamat Pasar Keuangan Ibrahim Assuaibi mengatakan, meskipun kemarin menguat, nilai tukar mata uang Garuda pada hari ini akan kembali terdampak sentimen eksternal dan juga internal.
Untuk faktor eksternal, fluktuasi Rupiah terpengaruh sentimen wacana naiknya suku bunga the Fed dan juga gejolak ekonomi di Eropa
Baca juga: Relawan Ganjar Gelar Turnamen Saga Esports di Sumatera Selatan, Berhadiah Jutaan Rupiah
"Para pedagang menunggu rincian lebih lanjut tentang jalur kebijakan moneter AS," ucap Ibrahim kepada Tribunnews, (6/9/2022).
"Tetapi ada ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve akhir bulan, dengan data pasar tenaga kerja yang solid memberikan para pembuat kebijakan untuk mencoba dan mengendalikan inflasi," sambungnya.
Sementara untuk faktor internal, sentimen naiknya harga BBM juga akan berpengaruh kepada nilai tukar rupiah.
Menurut Ibrahim, penyesuaian harga BBM dan lonjakan inflasi di dalam negeri bisa dibilang tidak seekstrem sejumlah negara lain, seperti Amerika Serikat maupun beberapa negara di Eropa.
Namun hal ini tetap tidak bisa membuat Indonesia tenang. Dan kalau pemerintah salah kebijakan maka krisis ekonomi akan menghantui Indonesia.
Dengan sederet faktor tersebut, nilai tukar rupiah berpotensi akan bergerak melemah yakni dikisaran Rp14.870 hingga Rp14.910.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.870 sampai Rp14.910," pungkas Ibrahim.