TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerhati energi Victor Wirawan mengatakan kenaikan harga BBM seharusnya bisa menjadi momentum bagi pemerintah untuk mengembangkan energi alternatif.
"Banyak energi alternatif yang bisa dikembangkan di Indonesia. Matahari, angin, air, dan panas bumi. Semuanya potensial untuk menjadi energi baru dan terbarukan," kata Victor, Minggu (11/9/2022).
Menurutnya, pengembangan energi alternatif bisa dilaksanakan melalui kerja sama antarsektor, seperti swasta dan pemerintah dalam upaya mencapai target bauran energi sebesar 23 persen pada 2025 dan naik menjadi 31 persen pada 2050.
Dengan tingginya harga BBM, kata dia, bisa menjadi momentum bagi pelaku industri EBT, baik swasta maupun pemerintah untuk kembali mengembangkan energi alternatif.
Baca juga: Hidrogen Bisa Jadi Sumber Energi Alternatif di Saat Harga Minyak Menggila
"Saya berharap pemerintah dan swasta bisa terus melakukan edukasi kepada masyarakat untuk menggunakan EBT sebagai energi alternatif agar tidak terus tergantung pada energi fosil,” tutur Victor.
Victor melanjutkan di tengah terus berlanjutnya krisis energi dan semakin meningkatnya harga bahan bakar fosil di berbagai belahan dunia.
Stok BBM untuk nelayan
Sementara, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meminta stok bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk nelayan terjamin aman sehingga aktivitas melaut tidak terganggu.
Selain stok yang terpenuhi, pendistribusian juga harus tepat sasaran.
Hal ini disampaikan Menteri Trenggono saat mengecek ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk para nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tawang, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Minggu (11/9/2022).
"Dari hasil pengecekan di lapangan, kita melihat SPBN tadi tidak beroperasi. Informasi dari Pak Bupati karena kuota BBM bersubsidinya terbatas. Nelayan tadi juga menyampaikan keluhan soal solar," ungkap Menteri Trenggono di Kendal.
Baca juga: Bidik Dana IPO Rp 179 Miliar, Arkora Hydro Genjot Bangun Tiga Pembangkit EBT
Menteri Trenggono menerangkan pihaknya terus berkoordinasi dengan PT Pertamina dan BPH Migas terkait pemenuhan pasokan BBM bersubsidi untuk nelayan di Indonesia.
"Kita sudah list dan kita sudah sampaikan ke BPH Migas dan Pertamina, mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama sudah bisa teratasi," tegasnya.