TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Elon Musk, miliarder kondang sekaligus CEO dari Tesla Inc memberikan peringatan deflasi apabila The Fed nekat mengerek suku bunga jumbo pada pertemuan di tanggal 20 – 21 September nanti.
"Kenaikan suku bunga Fed yang besar berisiko deflasi," kata CEO Tesla melalui cuitan Twitter (9/9/2022).
Tweet Musk mengikuti analisis CEO Ark Invest Cathie Wood yang telah lebih dulu memperingatkan tentang bahaya deflasi pada Rabu (7/9) pekan lalu, dikutip sumber dari Business Insider.
Peringatan tersebut dilontarkan keduanya setelah presiden Fed St. Louis James Bullard mengatakan bahwa pihaknya akan terus condong mengambil langkah kenaikan suku bunga jumbo, mengikuti komentar hawkish dari Ketua The Fed Jerome Powell yang secara implisit atau eksplisit mendukung kenaikan 75 basis poin untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.
Baca juga: Senator AS Khawatir Kenaikan Suku Bunga The Fed Picu Peningkatan Pengangguran
Langkah ini diambil guna meredam lonjakan inflasi yang saat ini telah meroket ke level tertinggi 40 persen, meski kenaikan suku bunga dapat membantu ambisi The Fed untuk menurunkan angka inflasi di AS hingga menyentuh 2 persen.
Namun pengetatan moneter yang berlebihan dapat menyebabkan harga jatuh, hingga mengikis keuntungan perusahaan dan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi jatuh dalam jurang deflasi.
Deflasi umumnya didefinisikan sebagai suatu fenomena kenaikan suatu harga yang terjadi secara terus menerus dalam kurun waktu tertentu, kondisi ini lantas membuat daya konsumsi masyarakat melemah hingga membuat sederet industri mencatatkan kerugian.
Kekhawatiran Musk akan adanya sikap hawkish The Fed di akhir September nanti, juga telah membuat miliarder kondang ini memprediksi bahwa Amerika akan mengalami kemerosotan ekonomi selama 18 bulan kedepan.
Bahkan imbas dari dari kenaikan suku bunga acuan yang terjadi selama beberapa bulan terakhir, membuat sederet produk kendaraan produksi Tesla terpaksa mengalami kenaikan harga yang tajam akibat terdorong lonjakan harga energi, bahan baku dan logistik. Tekanan ini lantas menyeret jatuh saham Tesla sekitar 11 persen sejak Maret 2022 lalu.