Country Business Development for Geothermal, Nalco Water Heavy, Ecolab Indonesia, Muhamad Andhika menambahkan, di tahapan awal perusahaannya melalukan optimasi cost of operation. "Kita sekarang banyak terlibat di hulu membantu konsultasi di aspek desain untuk mengurangi cost dan mengurangi biaya pemgembangan plant," beber Andhika.
Dia mengatakan, Indonsia diperkirkaan memiliki 40 persen sumber energi geothermal di dunia.
"Karena geothermal di Indonesia dihasilkan deri pross vulkanik, panas yang didapat akan lama. Tapi ketika kita eksploitasi panas yang kita tarik itu kita kembali injeksikan ke bumi, maka umur sumur menjadi lebih lama," ungkapnya.
Karenanya, selalu terdapat sumur eksploitas dan sumur injeksi pada lapangan geothermal.
"Sepanjang kita mampu mengoperasikan proyek geothermal secara efisien akan bisa berlangsung lama, tapi jika ekstraksinya dilakukan berlebih maka energinya akan menurun dan risikonya kehilangan energi listrik," lanjut Andhika.
Andhika juga menepis tentang limbah dan pencemaran lingkuhan di proyek geothermal.
"Karena air panas yang ditarik dari perut bumi direinjeksi lagi ke dalam bumi, seharusnya tidak ada isu lingkungan karena nyaris di indusri energi geothermal ini nyaris tidak ada waste-nya," kata dia.