Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minuman Es Teh Indonesia kini jadi sorotan setelah perusahaan yang berpusat di Bogor ini melayangkan somasi kepada pelanggan yang mengkritik minuman kekinian tersebut rasanya terlalu manis.
Kasus ini kian ramai setelah viral di media sosial twitter. Sejumlah netizen meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM RI agar memberikan label kandungan gula pada produk minuman tersebut.
Merespons hal tersebut BPOM mengatakan, informasi kandungan gula, garam, dan lemak atau GGL pada produk industri tersebut tidak menjadi lingkup pengawasan BPOM RI.
Pasalnya, produk tersebut masuk kategori Pangan Siap Saji.
"Produk Es Teh Indonesia termasuk dalam kategori pangan siap saji/PSS. Pengawasan terhadap pemberian informasi kandungan gula, garam, lemak (GGL) serta pesan kesehatan PSS dilakukan oleh Dinkes Provinsi/ Dinkes Kab/Kota," sebut BPOM di akun twitter resmi BPOM RI, Senin (26/9/2022).
Peraturan BPOM Nomor 26 Tahun 2021 mengatur pencantuman informasi Nilai Gizi untuk produk pangan olahan (yang memiliki izin edar dan masa simpan lebih dari 7 hari).
Kasus ini ramai setelah seorang pelanggan mengkritik salah satu produk Es Teh Indonesia, Chizu Red Velvet. Melalui akun Twitter @Gandhoyy, ia mencuit sebuah kritikan.
Dia menyatakan, Chizu Red Velvet dirasa terlalu manis yang diibaratkan produk Chizu Red Velvet (Minuman) seperti gula seberat 3 kg.
Menurutnya, minuman tersebut memiliki rasa hanya seperti gula yang dicampur dengan bahan kue.
Pihak Es Teh Indonesia tidak terima. Melalui akun Twitternya, @esteh_indonesia, perusahaan waralaba minuman aneka rasa ini juga membalas cuitan @Gandhoyy.
"Sehubungan dengan tweet tersebut, datanya sudah diterima oleh tim legal kami." tulis @esteh_indonesia.