Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dodi Esvandi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain membatalkan program pengalihan kompor LPG 3 kg ke kompor listrik, PT PLN (Persero) juga memastikan tidak akan menaikkan tarif listrik.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo dalam keterangan tertulisnya memastikan PLN tidak akan menaikkan tarif listrik.
Menurut Darmawan, penetapan tarif listrik ini telah diputuskan pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Baca juga: Pemerintah Pastikan Tidak Ada Kenaikan Tarif Listrik pada Kuartal IV Tahun Ini
“Tidak ada kenaikan tarif listrik. Ini untuk menjaga peningkatan daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi,” ucap Darmawan, Selasa (27/9/2022).
PLN juga memastikan tidak ada penghapusan golongan pelanggan dengan daya 450 Volt Ampere (VA).
Daya listrik 450 VA juga tidak akan dialihkan menjadi 900 VA sehingga tarifnya tetap sama untuk masing-masing golongan.
“Keputusan Pemerintah sudah sangat jelas. Tidak ada perubahan daya dari 450 VA ke 900 VA dan PLN siap menjalankan keputusan tersebut. PLN tidak pernah melakukan pembahasan formal apapun atau merencanakan pengalihan daya listrik 450 VA ke 900 VA. Hal ini juga tidak ada kaitannya dengan program kompor listrik,” tegas Darmawan.
Darmawan mengatakan PLN terus berkomitmen menjaga pasokan listrik yang andal serta mendukung pemerintah untuk melakukan pemulihan ekonomi nasional, menjaga daya beli dan produktivitas masyarakat.
Menurutnya, selama periode 2016-2021 negara hadir bagi masyarakat dengan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PLN untuk membangun infrastruktur kelistrikan sebesar Rp 40 triliun, khususnya di kawasan 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal).
Selain itu, juga disalurkan stimulus sebesar Rp24,3 triliun untuk masyarakat dalam upaya mengurangi beban ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
Selama 2017-2021 juga diberikan subsidi sebesar Rp 243 triliun dan kompensasi sebesar Rp94 triliun agar masyarakat tetap memperoleh listrik dengan tarif terjangkau dalam rangka menjaga produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Direktur Utama PLN Sebut Penyesuaian Tarif Listrik Tak Berdampak Signifikan Terhadap Inflasi
PLN sebelumnya membatalkan program pengalihan kompor LPG 3 kg ke kompor listrik.
PLN membatalkan rencana tersebut guna menjaga kenyamanan masyarakat dalam pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.
“PLN memutuskan program pengalihan ke kompor listrik dibatalkan. PLN hadir untuk memberikan kenyamanan di tengah masyarakat melalui penyediaan listrik yang andal,” kata Darmawan.
Rencana pemerintah mengkonversi kompor LPG ke kompor listrik atau induksi sebelumnya banyak mendapat sorotan.
Termasuk dari anggota DPR RI, Mulan Jameela.
Bahkan nama Mulan muncul di trending pada Jumat (23/9/2022) siang.
Banyak yang mengaku setuju dengan kritikan yang dilontarkan istri Ahmad Dhani tersebut saat rapat kerja Komisi VII dengan Ditjen ILMATE Kemenperin, Rabu (21/9/2022) lalu.
Dalam kritikannya Mulan menilai kebijakan mengubah kebiasaan masyarakat dari menggunakan kompor LPG menjadi menggunakan kompor listrik hanya akan menimbulkan masalah baru.
"Menurut saya program kompor gas ke kompor induksi ini sepertinya apa yang disampaikan pak Bambang ini betul, menyelesaikan masalah dengan masalah baru," ujar Mulan.
"Berhubung saya ini ibu-ibu yang ngurusin kompor di dapur mengerti betul, kompor yang dibutuhin kompor seperti apa. Kami-kami ini para emak-emak, butuh masak pake kompor yang kayak apa," lanjut Mulan.
Mulan mengaku kebijakan untuk pindah ke kompor listrik terlalu terburu-buru.
Ia menjelaskan lebih panjang, jika masyarakat perlu menambah biaya untuk membeli wajan baru dan akan kesulitan jika ada hajatan.
Mulan juga menjelaskan jika masakan Indonesia tidak cocok jika dimasak menggunakan kompor listrik.
Baca juga: Program Konversi Kompor Listrik Ditunda, Akademisi Kampus: Pemerintah Dengarkan Suara Rakyat
"Saya tahu betul Kementerian Perindustrian hanya melaksanakan mandat. Urusan program ini adalah kebijakan PLN dengan Bapak Presiden, tapi saya lihat sepertinya terlalu terburu-buru gitu, kok mendesak banget."
"Tadi menyampaikan harga kompor induksi ini Rp 1,5 juta, boleh tanya nggak sudah termasuk wajah sama panci? Apakah tersedia ke berbagai ukuran? Kalo ibu-ibu pasti baliknya ke situ. Belum lagi wajan pancinya mahal-mahal pak."
"Saya jujur ya, saya bicara di sini kapasitasnya sebagai Anggota DPR RI sekaligus sebagai emak-emak. Kami di rumah aja punya kompor listrik, tetap tidak bisa lepas dari kompor gas, kenapa?
Ya karena masakan Indonesia beda sama masakan bule, yang pancinya udah seukuran gitu. Apalagi kalo ada hajatan, mana cukup?"
"Kalo kompor gas, maaf ya pak kita tahu Kementerian Perindustrian hanya melaksanakan mandat dan ini tujuannya untuk bagaimana menyelesaikan masalah over supply listrik, tahu betul tapi mbok ya dipikir ini bener-bener menimbulkan masalah lagi," lanjut Mulan.