Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, selain ketidakpastian global, perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi dunia.
Plt Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Abdurohman mengatakan, di sisi Indonesia, penanganan dari akibat perubahan iklim juga menjadi agenda penting pembangunan nasional.
"Meningkatnya frekuensi dan kerusakan akibat perubahan iklim telah mengganggu pembangunan ekonomi secara umum, mempersempit ruang fiskal, dan juga meningkatkan risiko pembiayaan," ujarnya dalam Indonesia Economic Outlook 2023 Forum, Senin (3/10/2022).
Baca juga: Inpres Mobil Listrik, Kepala Daerah Keluhkan Harga, Kemenkeu Bingung Tetapkan Ukuran Standar Pejabat
Menurut dia, semua elemen pemerintahan telah memberikan perhatian yang lebih besar terhadap masalah perubahan iklim, dan sepakat bahwa hal itu perlu dimitigasi dengan kebijakan yang tepat serta terukur.
"Sebagai negara maritim yang sekitar 65 persen penduduknya tinggal di pesisir, berdasarkan data KLHK di 2020, Indonesia termasuk negara yang sangat rentan terhadap perubahan iklim," kata Abdurohman.
Dia menambahkan, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), frekuensi bencana hidrometeorologi semakin meningkat dari tahun ke tahun.
"Bahkan mencapai 80 persen kenaikannya, yang salah satunya dipicu oleh perubahan iklim. Oleh karena itu, penanganan perubahan iklim ini menjadi salah satu bagian dalam prioritas pembangunan nasional, sebagaimana tercantum pada RPJMN tahun 2020 hingga 2024," pungkasnya.