Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SYDNEY – Singapura dan Australia resmi menandatangani Perjanjian Ekonomi Hijau (GEA) yang akan membuka jalan bagi kerja sama yang lebih erat di berbagai bidang mulai dari keuangan hijau hingga energi bersih lewat 17 proyek bersama, Selasa (18/10/2022).
Dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan bahwa perjanjian ekonomi hijau tersebut diharapkan dapat menjadi "jalan pembuka" bagi negara lain yang ingin berinvestasi.
Dikutip dari Business Times, Rabu (19/10/2022) kedua perdana menteri juga sepakat untuk memasukkan ekonomi hijau sebagai pilar keenam baru dari Kemitraan Strategis Komprehensif bilateral, di mana pertemuan tahunan ini diadakan.
Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong dan Menteri Perdagangan dan Pariwisata Australia Don Farrell juga turut menandatangani perjanjian di hadapan kedua perdana menteri, sebagai bagian dari Pertemuan Pemimpin Tahunan Singapura-Australia ke-7 yang diselenggarakan oleh Australia.
“Dengan mempromosikan perdagangan dan investasi hijau, GEA akan mengkatalisasi peluang pertumbuhan hijau dan pekerjaan yang baik, sambil mempromosikan dekarbonisasi dan mendukung transisi kita yang mulus ke ekonomi hijau," kata Gan.
Kemudian, kedua negara tersebut juga menetapkan prinsip-prinsip ekonomi hijau dan ruang lingkup kerja sama di tujuh bidang, yakni perdagangan dan investasi, standar dan kesesuaian, keuangan hijau dan transisi, pasar karbon, energi bersih, dekarbonisasi dan teknologi, keterampilan dan kemampuan, serta keterlibatan bisnis dan kemitraan.
Baca juga: Singapura dan Vietnam Sepakat Tingkatkan Kerjasama Digitalisasi hingga Ekonomi Hijau
Di bidang energi hijau, Australia dan Singapura akan membentuk kelompok kerja bersama untuk mengembangkan arsitektur perdagangan listrik lintas batas, dan meningkatkan konektivitas energi regional.
Kedua negara juga akan membangun kemitraan untuk koridor pelayaran hijau, penerbangan berkelanjutan, dan kelompok kerja teknis untuk pengukuran statistik ekonomi lingkungan.
Baca juga: HSBC Summit 2022 Dorong Indonesia ke Jalur Pemulihan Ekonomi Hijau
“Jika berhasil, GEA juga dapat dilihat dan digunakan sebagai kerangka kerja terperinci untuk kesepakatan lain bagi Australia dan Singapura agar dapat bekerja sama dengan negara lain”, kata Melissa Low, peneliti di National University of Singapore (NUS).
Selama kunjungan PM Lee ke Australia, Singapura meluncurkan program senilai 16 juta dolar Singapura untuk penelitian yang melibatkan sinkrotron, sejenis akselerator partikel dan juga menandatangani perjanjian lima tahun dengan Organisasi Sains dan Teknologi Nuklir Australia untuk akses pilihan ke sinkrotron mereka.