TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses pembangunan proyek smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah, Kalimantan Barat, kembali dilanjutkan setelah dilakukan mediasi.
Proyek smelter yang memiliki kapasitas 1 juta ton per tahun ini merupakan salah satu proyek strategis nasional yang dikerjakan oleh Konsorsium China Almunium International Engineering Co. Ltd. (Chalieco) bersama dengan PT PP Tbk (PTPP)
Setelah sebelumnya sempat terjadi diskusi panjang terkait pengerjaan proyek tersebut, baru saja terjalin kesepakatan bersama antara Konsorsium Chalieco untuk melanjutkan pekerjaan usai adanya beberapa kesepakatan mediasi.
Baca juga: Tinjau Pembangunan Smelter, Jokowi akan Segera Stop Ekspor Timah
Proses ini berkat adanya dukungan dari Kejaksaan Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara. Dengan demikian, diharapkan pembangunan proyek SGAR Mempawah dapat berjalan lancar dan diselesaikan sesuai waktu yang telah disepakati bersama.
Sekretaris Perusahaan PTPP, Bakhtiyar Efendi mengatakan, pelaksanaan kembali pekerjaan proyek ini tentunya diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian di daerah Mempawah, Kalimantan Barat.
"Selain itu proyek diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat lokal, sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara pelaksana dan masyarakat sekitar," ujar Bakhtiyar.
Diketahui, proyek SGAR Mempawah dimiliki oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI).
Smelter ini dibangun dengan tujuan agar Indonesia dapat melakukan sendiri proses pengolahan bauksit menjadi almunium, sehingga tidak akan bergantung kepada negara lain.
Di samping itu, pembangunan smelter ini juga dilatarbelakangi adanya pelarangan ekspor bahan mentah dan konsentrat di tahun 2023. (Akhmad Suryahadi/Kontan)