Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin menyebut pernyataan Badan Pangan Nasional terkait stok kedelai adalah keliru.
Aip menegaskan stok kedelai masih cukup hingga satu setengah bulan ke depan atau pada Desember.
Data itu ia dapat pada Senin (27/10/2022) dari Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Baca juga: Badan Pangan Nasional Sebut Stok Kedelai Tersisa 7 Hari, Zulkifli Hasan: Cukup Sampai Akhir 2022
“Data yang saya terima dari Kemendag hari Senin kemarin, ada 360 ribu ton. Kalau jumlah segitu, normalnya bisa bertahan sampai satu setengah bulan,” kata Aip ketika dihubungi Tribunnews, Rabu (26/10/2022).
Gakoptindo, kata Aip sudah memastikan ke berbagai Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Kopti) terkait stok kedelai.
Ia mengatakan stoknya tersedia di pasaran dalam jumlah normal. Tidak terlihat adanya penipisan.
“Informasi yang saya terima dari berbagai Kopti dan pengrajin di seluruh Indonesia, di pasaran ada saja itu kedelai. Sekarang ini butuh berapa tetap dikasih. Butuh 10 kilogram juga dikasih,” ujar Aip.
Meski demikian, ia tak menampik adanya importir yang mengurangi jumlah impornya.
Hal itu ia dapat setelah berkoordinasi bersama Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo).
“Tadi saya juga koordinasi dengan Akindo. Memang ada importir yang mengurangi jumlah impornya, tapi masih tetap impor terus. Ada yang datang bulan November, ada yg datang bulan Desember,“ kata Aip.
Baca juga: PDIP Masukkan Swasembada Kedelai dalam Visi Misi Capres 2024
Kedelai yang akan datang itu ia sebut sebagai new crop.
New crop adalah kedelai yang baru dipanen, jadi lebih segar.
“Malah yang datang November dan Desember itu kalau istilah kami itu kedelainya new crop. Itu adalah kedelai yang baru dipanen. Jadi lebih bagus dan fresh daripada yang ada sekarang,” ujar Aip.