Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perusahaan produsen alat kesehatan (alkes), PT Jayamas Medica Industri baru saja menyelesaikan periode penawaran awal atau bookbuilding sebagai satu di antara tahapan dalam penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Perusahaan menyiapkan sederet strategi untuk memperkuat posisi bisnis, satu di antaranya dengan menggandeng mitra global maupun nasional.
"Perusahaan akan menjelajahi peluang merger dan akuisisi di tengah industri peralatan medis Indonesia yang sangat terfragmentasi.
Selain itu, juga mencari kemitraan strategis dan menjalin kerja sama dengan pemain peralatan dan pasokan medis global," ujar Direktur Operasi OneMed Leonard Hartanto dalam siaran pers, Minggu (30/10/2022).
Baca juga: Berencana IPO, Perusahaan Perdagangan Komputer Kembangkan Aplikasi Kesehatan dan Pendidikan
Sementara dari sisi domestik, perusahaan terus mencari peluang-peluang baru dalam pasar industri alat kesehatan di Indonesia yang memang sangat beragam.
"Tentu saja strategi itu juga mempertimbangkan sejumlah kriteria, yakni teknologi yang digunakan, paten dan tingkat keahlian, kemitraan dan aliansi, serta peluang akuisisi.
Pertengahan November ini kami akan ikut serta pameran alat kesehatan di Jerman untuk menggali peluang-peluang baru,” katanya.
Leonard menjelaskan, sejalan dengan mencari kemitraan strategis, perusahaan berupaya untuk membuat kontrak lisensi dengan pemegang paten alat kesehatan agar memungkinkan untuk melakukan produksi produk tersebut di Indonesia.
“Meski demikian, kami juga tetap membangun kemampuan internal kami melalui perekrutan tenaga profesional dan berpengalaman.
Tujuannya untuk mengembangkan dan meningkatkan produk sendiri, termasuk produk perawatan luka, jarum suntik, dan jarum serta tabung pengumpul darah atau blood collection tube,” tutur dia.
Selanjutnya dengan industri peralatan medis yang sangat terfragmentasi dan beragam di Indonesia, juga terbuka peluang yang besar untuk melakukan konsolidasi bisnis.
Karena itu untuk memperkuat posisinya di pasar alat kesehatan pada masa yang akan datang, OneMed memiliki tiga strategi bisnis utama.
Baca juga: Pengamat Beberkan Prospek IPO Blibli di Tengah Ancaman Resesi
Pertama, memperkuat kapasitas produksi untuk kategori bisnis yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi, dan kedua yakni dengan menambah jaringan distribusi dan memperkuat saluran online.
"Ketiga, perusahaan mengeksplorasi peluang untuk meningkatkan pendapatan dan profitabilitas.
Termasuk, melakukan merger dan akuisisi strategis dengan fokus terhadap perusahaan yang memiliki teknologi atau kemampuan produksi dalam kategori-kategori produk yang berdekatan," ujar Leonard.
Direktur Pemasaran OneMed Louis Hartanto menambahkan, selain mengincar kemitraan di tingkat global, perusahaan juga membangun kemitraan di tingkat nasional, yang difokuskan untuk mengembangkan jalur distribusi dan memperkuat saluran digital.
Ada dua strategi yang digunakan oleh perusahaan, yaitu strategi inti dan strategi digital, di mana melalui strategi inti akan terus menambah fasilitas penyimpanan dan pusat distribusi, serta gerai-gerai penjualan.
“Dalam 5 tahun ke depan, kami berencana membuka 25 gerai baru dan 15 gudang penyimpanan, serta 1 pusat distribusi nasional. Lokasinya ada di wilayah-wilayah utama, yaitu Jakarta, Bogor, Tangerang, Bandung, hingga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara,” pungkas Louis.
Sebagai informasi per 31 Maret 2022, perusahaan memiliki 1 pusat distribusi nasional yang terletak di Gresik, Jawa Timur, 20 kantor cabang dan fasilitas logistik, dan 11 kantor penjualan yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera.
Sementara itu, secara digital, perusahaan tengah mengembangkan aplikasi penjualan serta pembelian serta memperkuat kemitraan dan kolaborasi digital dengan sejumlah platform start-up, e-commerce, dan pembayaran.