News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Resesi Dunia

Bank Sentral Eropa Berniat Terus Kerek Suku Bunga Meski Risiko Resesi Meningkat

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bank Sentral Eropa (ECB). Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB), Christine Lagarde mengatakan ECB akan terus menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi, meskipun risiko resesi di zona euro telah meningkat.

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
 
TRIBUNNEWS.COM, FRANKFURT - Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB), Christine Lagarde mengatakan ECB akan terus menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi, meskipun risiko resesi di zona euro telah meningkat.

Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan hari ini, Selasa (1/11/2022), Christine Lagarde mengungkapkan ECB bertekad menurunkan inflasi di zona euro hingga ke target sebesar 2 persen.

“Mandat kami adalah stabilitas harga dan kami harus mewujudkannya dengan menggunakan semua alat yang kami miliki. Kami bertekad untuk melakukan apa yang diperlukan untuk membawa inflasi kembali ke target 2 persen kami," ungkapnya kepada media berita Latvia Delfi, yang dikutip dari Reuters.

Baca juga: Bank Sentral Eropa Tunjuk Lima Layanan E-Commerce untuk Kembangkan Aplikasi Euro Digital

ECB telah menaikkan suku bunga dengan gabungan 200 basis poin selama tiga pertemuan terakhir, dan diperkirakan serangkaian kenaikan lebih lanjut akan membuat suku bunga deposito 1,5 persen mendekati 3 persen pada 2023.

"Tujuannya jelas, dan kami belum sampai di sana. Kami akan memiliki kenaikan tarif lebih lanjut di masa depan," kata Lagarde tanpa merinci kapan kenaikan suku bunga akan berakhir.

Inflasi di zona euro pada Oktober mencapai 10,7 persen dan diperkirakan akan tetap di atas target 2 persen ECB hingga 2024, sehingga menurunkan kepercayaan pelaku bisnis dan konsumen rumah tangga terhadap kemampuan ECB untuk menurunkan inflasi.

Baca juga: Inflasi Zona Euro Melonjak ke Rekor Baru, Mencapai 10,7 Persen

"Semakin lama inflasi bertahan pada tingkat tinggi seperti itu, semakin besar risiko penyebarannya ke seluruh perekonomian," ujar Lagarde.

Data inflasi Oktober menjadi yang tertinggi sejak pembentukan zona euro. Blok dengan 19 anggota ini telah menghadapi kenaikan harga yang lebih tinggi, terutama pada energi dan makanan, selama 12 bulan terakhir.

Peningkatan harga di wilayah tersebut semakin diperparah oleh invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari.

Biaya energi diperkirakan memiliki kenaikan tahunan tertinggi di Oktober, sebesar 41,9 persen dari 40,7 persen di September.

Harga makanan, alkohol, dan tembakau juga naik pada Oktober, melonjak 13,1 persen dari 11,8 persen di bulan sebelumnya.

Seorang ekonom di Berenberg, Solomon Fiedler, mengatakan lonjakan inflasi yang terus berlanjut dapat meningkatkan potensi kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa sebesar 75 basis poin pada Desember.

Baca juga: Tahun 2023 Dihantui Resesi, Pemerintah Kaji Insentif untuk Pembelian Produk Otomotif

“Lonjakan harga konsumen yang terus berlanjut dan permintaan domestik yang masih kuat di musim panas menunjukkan risiko bahwa Bank Sentral Eropa dapat menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada bulan Desember, daripada 50 basis poin yang kami miliki. saat ini diharapkan,” kata Solomon Fiedler.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini