News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Indonesia Berpotensi Jadi Lumbung Pangan Dunia karena Termasuk Negara Tropis

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi saat meninjau lahan food estate (lumbung pangan) di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (23/2/2021).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ancaman krisis pangan dunia di depan mata setelah Rusia mundur dari kesepakatan ekspor biji-bijian yang ditengahi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Namun di tengah adanya ancaman tersebut posisi Indonesia justru berpotensi menjadi lumbung pangan dunia.

Pasalnya, Indonesia merupakan salah satu wilayah tropika yang memiliki biodiversitas tinggi.

Keanekaragaman hayati di wilayah tropika memiliki nilai lebih dibandingkan wilayah non-tropika.

Ini merupakan hal yang potensial bagi ketersediaan pangan di masa depan.

"Center of gravity (pusat pertanian pangan) ada di tropika. Indonesia, Brasil, dan sebagian di Afrika. Itu mengapa pentingnya pertanian Indonesia," kata Associate Professor Bina Nusantara University Haryono dalam diskusi daring bertajuk "Peranan Appertani, Perguruan Tinggi, dan Penelitian Dalam Pembangunan Pertanian Masa Depan", Selasa (1/11/2022).

Oleh karena itu, kata Haryono sangat penting bagi Indonesia untuk mendesain pertanian berkelanjutan yang bermanfaat bukan hanya bagi manusia, namun juga untuk kelestarian dan kualitas lingkungan.

"Kualitas, standar, inovasi produk pangan harus maju untuk kemakmuran rakyat Indonesia dan bagian dari program Feed the World," kata dia.

Menurut Haryono, ada lima pendekatan yang bisa dilakukan untuk mendukung masa depan pertanian Indonesia.

Pertama, menerapkan tiga pilar pembangunan pertanian berkelanjutan.

Baca juga: Badan Pangan Nasional Sebut Aturan HAP Bakal Dorong Minat Petani Menanam Kedelai

"Pertanian masa depan itu adalah pertanian berkelanjutan. Ada tiga pilar, yaitu persoalan ekonomi, persoalan sosial, dan juga persoalan lingkungan. Tiga pilar ini menjadi dasar kita dalam membentuk, menggerakkan, dan mencapai pertanian berkelanjutan," kata dia.

Kedua, menerapkan pembangunan pertanian berbasis ekoregion. Pembangunan berbasis ekoregion, kata dia, merupakan konsep perencanaan tata ruang (spatial planning) dengan mempertimbangkan jasa tata ruang pada suatu wilayah dan masyarakat yang tinggal di wilayah ekoregion tersebut.

"Menerapkan pembangunan pertanian berbasis ekoregion ini sangat penting, karena Indonesia mempunyai ekosistem yang sangat beragam," tuturnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini