Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menegaskan, Indonesia masih memiliki peluang ekspor, meski dibayangi ancaman resesi ekonomi global pada 2023.
Jerry mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan strategi kebijakan untuk menjaga kinerja ekspor nasional, seiring ketidakpastian perekonomian global.
Menurutnya, strategi itu nantinya melalui peningkatan akses pasar ekspor ke pasar non-tradisional. Sehingga, potensi penurunan permintaan produk ekspor ditengah ancaman resesi tak berpengaruh terhadap kinerja ekspor nasional.
Baca juga: Harga Gandum Turun, Setelah Rusia Kembali ke Kesepakatan Ekspor dari Laut Hitam Ukraina
"Salah satu mandat Presiden RI yang disampaikan kepada Kementerian Perdagangan adalah peningkatan ekspor ke negara nontradisional. Sesuai dengan mandat tersebut, Kementerian Perdagangan terus berfokus pada upaya perluasan akses pasar," kata Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga dalam keterangannya, Sabtu (5/11/2022).
Baca juga: Profil Jerry Sambuaga, Ketua Bidang Perdagangan DPP Partai Golkar 2019-2024, Jabat Wamendag RI
Dikatakan Jerry, potensi pasar non-tradisional turut memiliki dampak yang baik bagi nilai ekspor Indonesia. Terlebih, pasar-pasar yang berada di kawasan Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah.
"Potensi ekspor di pasar-pasar tersebut sangat besar. Sebagai contoh, kawasan Afrika memiliki jumlah penduduk 1,18 miliar jiwa dengan nilai produk domestik bruto (PDB) mencapai USD 2,11 triliun pada 2021. Potensi pasar di kawasan Afrika secara keseluruhan diperkirakan bisa mencapai USD 8,39 miliar," tutur dia.
Selain itu, Jerry mengatakan, Kementerian Perdagangan juga telah menetapkan kebijakan prioritas bagi ekspor nonmigas.
Baca juga: Wamendag Jerry Sambuaga Harap Orientama Kosgoro 1957 Jadi Inspirasi Seluruh Kader Golkar
Kata dia, kebijakan itu antara lain, perundingan dan ratifikasi perjanjian perdagangan internasional, fasilitasi perdagangan luar negeri, promosi dagang, serta pelatihan serta pendampingan usaha kecil menegah (UKM) berorientasi ekspor.
Adapun di kawasan Afrika, Indonesia telah memiliki perjanjian perdagangan bilateral dengan Mozambik (Indonesia—Mozambik Preferential Trade Agreement PTA).
Sementara itu, di kawasan Asia Selatan, Indonesia memiliki Indonesia-Pakistan PTA dan ASEAN-India Free Trade Agreement (FTA).
"Terbaru di Timur Tengah, Indonesia telah memiliki perjanjian perdagangan bilateral dengan Uni Emirat Arab dalam bentuk Indonesia—United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IUAE-CEPA," tegasnya.