TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Platform belanja online atau e-commerce mulai melakukan penyesuaian dalam seluruh rantai pasok bisnisnya, termasuk terkait promosi dan pemasaranya.
Contohnya, sejak 23 Oktober lalu Shopee mulai memberlakukan biaya layanan sebesar Rp 1.000 untuk setiap transaksi yang dilakukan oleh pelanggannya.
Selain itu juga para pelanggan Shopee juga sudah dibebankan biaya administrasi transfer sebesar Rp 1.000 untuk setiap kali melakukan top up ke dompet ShopeePay.
Contoh lainnya adalah Tokopedia yang lebih dulu mengenakan biaya layanan.
Baca juga: Startup PHK Ratusan Karyawan, Para Pemodal Mulai Berpikir Tak Asal Bakar Duit
Selain itu baru-baru ini juga mengharuskan pembeli untuk memilih hanya 1 tipe promo yang paling sesuai dan relevan dengan kebutuhan mereka saat melakukan checkout.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, penyesuaian strategi bisnis ini merupakan hal yang wajar meskipun di kondisi yang penuh ketidakpastian.
Menurutnya, era bakar duit tidak mungkin selamanya, pasti ada akhirnya dimana pengusaha akan mulai mengharuskannya adanya profit dan investasi bisa kembali.
"Investor juga mengalami banyak masalah dan tidak mungkin lagi melakukan bakar duit. Mereka justru mengharapkan investasi mereka segera menghasilkan keuntungan untuk mereka," ujar Piter yang dikutip dari Kontan, Sabtu (4/11/2022).
Menurutnya, penyesuaian ini tidak akan membuat mereka ditinggalkan pelanggannya sebab berbagai transaksi digital sudah melekat di masyarakat.
"Meskipun tidak lagi bakar duit, tetapi berbagai layanan digital tetap memberikan layanan yg terbaik dan memberikan kenyamanan bertransaksi. Masyarakat saya kira tidak akan kembali ke masa sebelum adanya layanan digital. Meskipun tidak ada lagi program-program promo, masyarakat yang sudah terbiasa bertransaksi digital tidak akan kemudian berhenti," jelasnya.
Namun ke depannya industri digital termasuk e-commerce pun dianggap akan tetap berkembang pesat.
"Layanan digital adalah keniscayaan masa depan. E-commerce dan bisnis digital akan terus berkembang," tuturnya. (Tendi Mahadi/Kontan)