Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan AS senang India terus membeli minyak Rusia sebanyak yang diinginkannya, termasuk dengan harga di atas mekanisme pembatasan harga yang diberlakukan Group of Seven (G7).
Batas tersebut masih akan mendorong harga minyak global lebih rendah, namun tetap dapat membatasi pendapatan energi Rusia, kata Yellen di sela-sela konferensi tentang memperdalam hubungan ekonomi AS-India pada Jumat (11/11/2022).
Rusia tidak dapat menjual minyak sebanyak sekarang setelah Uni Eropa menghentikan impor minyak Rusia tanpa menggunakan harga yang dibatasi atau diskon signifikan dari harga saat ini, tambah Yellen.
"Rusia akan merasa sangat sulit untuk melanjutkan pengiriman minyak sebanyak yang mereka lakukan ketika UE berhenti membeli minyak Rusia. Mereka akan sangat mencari pembeli. Dan banyak pembeli bergantung pada layanan Barat," kata Yellen, yang dikutip dari Reuters.
Selain China, India kini adalah pelanggan minyak terbesar Rusia.
Rincian akhir dari batas harga yang akan diberlakukan oleh negara-negara G7 yang kaya dan Australia masih akan dibahas menjelang tenggat waktu 5 Desember 2022.
Adapun pembatasan harga akan memberi India, China, dan pembeli utama minyak mentah Rusia lainnya untuk menekan harga yang mereka bayarkan ke Moskow, kata Yellen. Minyak Rusia "akan dijual dengan harga murah dan kami senang India mendapatkan tawaran itu atau Afrika atau China. Tidak apa-apa," tambah Janet Yellen.
Baca juga: Dapat Diskon, Menkeu Pakistan Pertimbangkan Beli Minyak Rusia
Yellen mengatakan India dan perusahaan minyak swasta India "juga dapat membeli minyak dengan harga berapa pun yang mereka inginkan selama mereka tidak menggunakan layanan Barat ini dan mereka menemukan layanan lain. Dan cara apa pun boleh."
Batas harga tersebut dimaksudkan untuk memotong pendapatan minyak Rusia, sambil menjaga minyak mentah Rusia di pasar bahan bakar dengan menolak asuransi, layanan maritim dan keuangan yang disediakan oleh sekutu Barat untuk kargo kapal tanker dengan harga di atas batas dolar per barel.
Baca juga: Hungaria dan Serbia akan Bangun Pipa untuk Angkut Minyak Rusia, Buntut Sanksi Uni Eropa
Rata-rata minyak mentah Ural Rusia secara historis diperdagangkan 63 dolar AS hingga 64 dolar AS per barel.
Batas harga minyak Rusia adalah konsep yang dipromosikan Amerika Serikat sejak Uni Eropa pertama kali menyusun rencana embargo minyak Rusia pada Mei untuk menghukum Moskow atas invasinya ke Ukraina.
Perhatian India
Pernyataan Yellen dibuat setelah Menteri Luar Negeri India mengatakan pada pekan lalu bahwa negaranya akan terus membeli minyak mentah Rusia karena menguntungkan bagi India.
Kementerian keuangan dan energi India tidak bersedia mengomentari pernyataan Yellen, namun pejabat India lainnya mengatakan mereka mewaspadai mekanisme batas harga yang belum teruji.
Baca juga: Jerman Sita Perusahaan Minyak Rusia, Rosneft: Ini Tindakan Ilegal
"Saya tidak berpikir kami akan mengikuti mekanisme pembatasan harga, dan kami telah mengomunikasikannya ke negara-negara tersebut. Kami percaya sebagian besar negara merasa nyaman dengannya dan tidak ada kasus bahwa minyak Rusia harus offline," kata seorang pejabat pemerintah India.
Pejabat itu menambahkan, bahwa pasokan dan harga yang stabil adalah yang paling penting.
Rosneft, pengekspor minyak terbesar Rusia, memperluas bisnis penyewaan kapal tankernya untuk menghindari pembelinya harus mencari kapal tanker, asuransi atau layanan lain karena adanya batasan harga.
Baca juga: Ikuti Langkah China, India Akan Gunakan Mata Uang Rupee Dalam Perdagangan Minyak Rusia
Yellen mengatakan, bahkan dengan kapal tanker Rusia, kapal tanker China, dan armada "bayangan" dari kapal tanker tua yang dinonaktifkan, "mereka akan merasa sangat sulit untuk menjual semua minyak yang telah mereka jual tanpa harga yang masuk akal."