Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Perusahaan teknologi Amazon akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) atas 10.000 karyawannya pekan ini, menyusul langkah serupa oleh Meta Platforms Inc. dan Twitter.
Mengutip dari The New York Time jumlah karyawan yang terdampak pemecatan tersebut akan mewakili 3 persen dari jajaran anggota perusahaan dan 1 persen dari keseluruhan tenaga kerjanya yang kini mencapai lebih dari 1,5 juta orang.
Meski juru bicara Amazon, Brad Glasser masih menolak untuk memberikan komentarnya terkait pemecatan tersebut.
Namun menurut informasi yang beredar nantinya pemecatan yang akan dilakukan Amazon akan berfokus pada divisi perangkat termasuk voice assistant Alexa dan divisi ritel.
Pemecatan ini dilakukan di tengah ketidakpastian ekonomi akibat penurunan tajam pada pendapatan Amazon.
Dikhawatirkan, kondisi ini akan membuat perusahaan makin terpukul selama musim liburan mendatang mendorong Amazon melakukan pemangkasan untuk menghemat laju pengeluaran.
Sebelum mengalami kemunduran, raksasa teknologi ini sempat meraup keuntungan yang fantastis selama pandemi terlebih setelah pihaknya meluncurkan beberapa strategi penjualan seperti pemanfaatan layanan cloud computing.
Baca juga: Susul Meta dan Twitter, Giliran Amazon PHK Karyawan
Saking banyaknya konsumen yang berbondong-bondong melakukan belanja online di Amazon, perusahaan ini bahkan menggandakan tenaga kerjanya selama dua tahun terakhir
Namun setelah awal tahun ini Perang antara Rusia dan Ukraina mencuat, sektor perekonomian dunia perlahan mengalami guncangan.
Kondisi bakan memicu timbulnya gejolak pada sejumlah bisnis teknologi ini hingga Amazon mengalami perlambatan pertumbuhan dan sahamnya jatuh lebih dari 40 persen di sepanjang tahun ini.
Baca juga: Profil Amazon, Raksasa Marketplace yang Kini Dilanda Badai PHK
Berbagai cara mulai diterapkan Amazon untuk mencegah kehancuran perusahaan, diantaranya dengan menutup layanan perawatan kesehatan primer Amazon Care, serta mengurangi operasi dari perusahaan perlengkapan menjahit Fabric.com dan pabrik robot Scout.
Tak hanya itu bahkan di akhir April lalu Amazon juga turut mengurangi jumlah karyawan hampir 80.000 orang.
Namun cara tersebut tampaknya belum cukup mampu membuat pertumbuhan Amazon bangkit justru perusahaan ini semakin melemah jatuh ke level terendah sejak 2001.
Alasan tersebut yang mendorong Amazon mengambil langkah ekstrem dengan memecat ribuan karyawannya seperti yang dilakukan Meta dan Twitter baru-baru ini.