TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia masih menjadi primadona investasi asing.
Hasil survei menunjukkan total Penanaman Modal Asing atau Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia mencapai USD 20,1 miliar pada tahun 2021.
Hal tersebut berdasarkan laporan Winning in ASEAN kolaborasi Standard Chartered dan PwC Singapura. Selain itu di skala regional ASEAN merupakan penerima FDI tertinggi ketiga secara global, dengan arus masuk sebesar USD 174 miliar, dan kembali ke tingkat pra-pandemi.
50 persen arus masuk FDI ASEAN berasal dari AS, UE-27, dan China. Sedangkan FDI intra-ASEAN berkontribusi sekitar 12 persen dari arus FDI yang masuk pada kawasan tersebut di tahun 2021.
Cluster CEO, Indonesia, and ASEAN Markets (Australia, Brunei and the Philippines) Standard Chartered Andrew Chia menerangkan, Indonesia negara yang terus tumbuh di Asia, dengan PDB melebihi USD 1 triliun, dan didukung oleh tenaga kerja berjumlah besar dan muda, serta sumber daya alam yang kaya.
"Melihat langkah berani dari pemerintah untuk mengembangkan infrastruktur negara, mendorong transformasi digital, dan mempromosikan praktik berkelanjutan, Indonesia merupakan tujuan yang menarik bagi arus masuk FDI, yang mencapai USD 20,1 miliar pada tahun 2021," ujarnya kepada wartawan, Selasa (29/11/2022).
Menurutnya, dengan memanfaatkan jaringan global Standard Chartered, pihaknya berada di posisi yang tepat untuk membantu perusahaan memanfaatkan peluang luar biasa yang ditawarkan Indonesia.
Laporan tersebut juga menunjukkan adanya memiliki potensi pertumbuhan. Perjanjian perdagangan, seperti Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan.
Dengan diberlakukannya RCEP, 81 persen pemimpin bisnis yang disurvei berencana untuk meningkatkan investasi di ASEAN selama tiga hingga lima tahun ke depan.
"Secara keseluruhan, 93 persen dari mereka mengharapkan pertumbuhan pendapatan yang positif pada bisnis mereka di ASEAN," tambahnya.
Banyak pemimpin bisnis yang optimis tentang potensi pertumbuhan Indonesia secara keseluruhan, di mana 62 persen responden saat ini memiliki atau berencana untuk memiliki kehadiran bisnis di Indonesia selama tiga tahun ke depan.
Chief Executive Officer (CEO), Asia, Standard Chartered, Benjamin Hung menyampaikan, ASEAN adalah oase pertumbuhan dan siap untuk merevitalisasi ekonomi global, dengan PDB yang diperkirakan tumbuh sekitar 4 persen menjadi USD 4,5 triliun pada tahun 2030.
Di tengah kompleksitas global, ia melihat tren struktural menghadirkan peluang signifikan di ASEAN, di mana ada pertumbuhan antar -konektivitas dalam perdagangan dan arus modal, adopsi digital yang kuat, dan percepatan transisi hijau.
Baca juga: TipTip Mendapatkan Dana Investasi Seri A sebesar US$ 13 Juta yang dipimpin oleh East Ventures
"Perusahaan perlu bertindak tegas untuk menangkap apa yang ditawarkan ASEAN saat ini. Bekerja dengan mitra perbankan tepercaya untuk berkembang di ASEAN sangatlah penting," tuturnya.