News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Terapkan ESG, KPI Siap Jadi Perusahaan Kilang dan Petrokimia Skala Global

Penulis: Sanusi
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Unit Balongan. PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berkomitmen untuk menjalankan usaha dengan memberikan perhatian terhadap keberlanjutan lingkungan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berkomitmen untuk menjalankan usaha dengan memberikan perhatian terhadap keberlanjutan lingkungan.

Saat ini KPI menyiapkan 13 inisiatif Environment, Social and Governance (ESG) untuk diimplementasikan pada 2023. Inisiatif ESG yang disiapkan KPI antara lain sistemisasi program keanekaragaman hayati, Beyond PROPER (waste and water), revitalisasi  proses safety management hingga ESG Financing. 

Vice President Health Safety Security Environment (HSSE) KPI Ganda Putra Simatupang mengatakan KPI menyiapkan strategi dan inisiatif ESG yang berfokus pada 10 sustainability yang sejalan dengan SDGs. KPI sudah membuat grand plan proses bisnis hingga 2060 yang terkait emisi nol atau Net Zero Emmission (NZE).

Baca juga: Jadi Role Model Penerapan ESG, BRI Raih Peringkat Tertinggi di Ajang ASRRAT 2022

“Ini akan tercermin dalam inisiatif program ESG yang kami terapkan,” kata Ganda dalam webinar bertajuk Challenges of Managing Environmental, Social and Governance Issues in the Refinery Industry, Senin (28/112022).   

Ganda mengatakan peta jalan NZE yang dilakukan KPI melalui upaya meningkatkan valuasi produk, salah satunya dengan produk-produk ramah lingkungan (green product). Tak hanya melalui produk baru, KPI juga terus melakukan terobosan-terobosan, seperti mencoba teknologi baru hingga new mindset.

“KPI akan bermetamorfosis menuju sustainability. Bisnis holding Pertamina nanti yang ajan jadi carbon credit.  Holding yang akan menjadi lead-nya kita,” katanya. 

Kesepuluh sustainability yang dijalankan KPI adalah adalah mengatasi perubahan iklim; mengurangi  environmental footprint; melindungi keanekaragaman hayati (biodiversity); health and safety; dan pencegahan major accidents. Selain itu adalah perekrutan, pengembangan dan retensi karyawan; inovasi; community engagement and impact; keamanan siber; dan etika korporasi.

Ganda menambahkan investor selalu mempertanyakan kinerja perusahaan terkait health and safety. Untuk itu, KPI sudah melakukan perbaikan signifikan dan cukup drastis. “Terkait major accident, yang menjadi momok besar ada di kilang karena itu jadi fokus dalam ESG. Sementara terkait recruting masing-masing ada KPI-nya,” ungkap dia.

Baca juga: HUT 65, Pertamina Perkuat Aspek ESG untuk Bisnis Berkelanjutan

Operasi dan bisnis KPI, lanjut Ganda,  menyesuaikan dengan rencana dan target ESG Pertamina. KPI menjadikan implementasi ESG bukan sekadar aksesoris ataupun gimmick. ESG apabila tidak dilakukan dengan afirmative action dan policy pada masa mendatang akan menjadi potensi risiko untuk reputasi perusahaan maupun aspek finansial. 

“Dua risiko itu harus dimitigasi dengan cermat karena pembangunan kilang yang membutuhkan investasi yang jumbo membutuhkan pendanaan dari market atau strategic investor. Tanpa reputasi yang baik perusahaan akan kesulitan menarik investasi,” kata Ganda. 

Senior Vice President Corporate Finance PT Pertamina (Persero) Bagus Agung Rahadiansyah mengatakan ESG akan menentukan keberlangsungan entitas tersebut. Bukan hanya saat ini untung, tapi 30 tahun kemudian  entitas tersebut bubar. “Bagaimana tiga faktor (ESG) ini menjadi terkait dan membentuk sustainaibility,” ujar Bagus.

Menurut dia, keberlanjutan seolah-olah hanya erat kaitannya dengan lingkungan, padahal ada ESG  yang menjadi peta jalan (roadmap) membentuk sustainability Pertamina. Implementasi ESG di Pertamina sudah dilihat publik dari ekosistem. Tiga faktor ini menjadi tolak ukur, apakah perusahaan ini bisa berlanjut atau tidak. ESG juga mengukur keberlanjutan profit generation.

“Dari sisi governance apakah perusahaan mau terus menerus melakukan perbaikan terhadap tata kelolanya sehingga membuat governance selalu dimodifikasi menjadi nilai bagi perusahaan,” katanya.

Bagus mengatakan saat ini investor dan perbankan sangat peduli dengan ESG karena tidak mau diasosiasikan dengan perusahaan yang abai terhadap tiga faktor itu,  yakni ESG.  Karena itu, ESG di Pertamina merupakan komitmen untuk mencapai nol emisi atau NZE pada 2060.

Baca juga: Raih Peringkat II Rating ESG Dunia, Pengamat Apresiasi Pencapaian Pertamina

Menurut Direktur Eksekutif Reforminer Komaidi Notonegoro, ESG akan menjadi beban tambahan (additional cost), namun dalam aspek keberlanjutan sangat bagus.

“Kita perlu aware, ada konsekuensi yang perlu ditanggung kalau kita ingin baik. Hidup sehat itu bagus, tapi perlu ditanggung oleh vitamin vitamin yang tentunya perlu biaya cukup besar,” kata Komaidi. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini