Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di level Rp 15.624 pada Kamis (1/12/2022) pukul 09.26 WIB.
Sebelumnya pada Rabu (30/11/2022), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp 15.731.
Jika dilihat lebih detail, rupiah mengalami penguatan 107 poin.
Baca juga: Sekarang Masih Loyo, Gubernur BI Yakin Rupiah Akan Menguat Tahun Depan
Pengamat Pasar Keuangan Ibrahim Assuaibi sebelumnya mengatakan, fluktuasi rupiah masih akan terjadi dan berpotensi cenderung melemah pada penutupan sore nanti.
"Untuk perdagangan besok (hari ini) mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.710 hingga Rp15.770," ucap Ibrahim dalam analisanya, Rabu (30/11/2022).
Sebelumnya pada Rabu (30/11/2022), nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di level Rp15.731.
Jika dicermati lebih detail, nilai tukar mata uang Garuda menguat 11 poin. Dimana pada hari sebelumnya (2/11) rupiah di level Rp15.742.
Ibrahim mengatakan, fluktuasi rupiah utamanya disebabkan sentimen internal dan juga eksternal.
Untuk faktor eksternal, fluktuasi rupiah terdorong safe-haven dolar AS turun dari level tertinggi satu minggu pada hari Rabu di tengah meningkatnya optimisme untuk pelonggaran pembatasan Covid-19 di China, meskipun pergerakan diredam menjelang pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell di kemudian hari.
Baca juga: Menahan Diri Terhadap Produk Impor Bisa Perkuat Nilai Tukar Rupiah
"Powell diperkirakan akan memberikan lebih banyak isyarat tentang ekonomi AS dan jalur kebijakan moneter untuk sisa tahun ini. Pasar juga menunggu data payrolls utama AS akhir pekan ini," papar Ibrahim.
Sementara risalah pertemuan November Fed menunjukkan bahwa semakin banyak anggota Fed mendukung kenaikan suku bunga yang lebih kecil dalam beberapa bulan mendatang.
Untuk faktor internal, fluktuasi rupiah terdorong sentimen pemulihan ekonomi di Indonesia yang sudah mulai berjalan.
Hal ini, dilihat dari mobilitas masyarakat yang memicu perputaran roda perekonomian Indonesia.
Kegiatan perekonomian di Indonesia bisa bertahan dengan baik jika protokol kesehatan terjaga. Pasalnya saat ini kegiatan keramaian yang bisa mendorong perputaran perekonomian bisa berjalan. Daya beli masyarakat saat ini masih terjaga di tengah ancaman inflasi.
Baca juga: Awal Pekan, Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Melemah ke Level Rp15.700 per Dolar AS
Kemudian, perekonomian Indonesia sudah berjalan ke arah yang positif. Hal itu dapat dilihat dari kedigdayaan perekonomian Indonesia, dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di Kuartal Ketiga 2022 ini, berhasil mengalami peningkatan hingga 5,7 persen.