News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Teknologi IQOS Bikin Potensi Bahaya Produk Tembakau Alternatif 95 Persen Lebih Rendah dari Rokok

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Direktur Sampoerna, Vassilis Gkatzelis. Teknologi tembakau IQOS dinilai bisa turunkan bahaya produk tembakau 95 persen lebih rendah dibandingkan dengan rokok.

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan ilmu pengetahun (sains) dan teknologi kerap menghasilkan inovasi yang dibutuhkan berbagai sektor, termasuk industri rokok dan tembakau.

Selain itu, sains dan teknologi juga dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan serta masyarakat.

Inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat ini kemudian direalisasikan menjadi beragam produk.

Saat ini, terdapat banyak contoh produk maupun jasa inovatif yang menawarkan alternatif lebih baik bagi kehidupan sehari-hari sebagai hasil dari perkembangan sains.

Philip Morris International (PMI), perusahaan induk PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) menyadari bahwa produk tembakau alternatif bebas asap harus berbasis bukti ilmiah agar dapat menjadi alternatif yang lebih baik bagi perokok dewasa. 

Sehingga perusahaan tersebut selalu menggunakan sains dan teknologi dalam tiap tahapan inovasinya.

Baca juga: Komnas Pengendalian Tembakau Soroti Beban Ekonomi Kesehatan Akibat Merokok Capai Rp27,7 Triliun

Presiden Direktur Sampoerna, Vassilis Gkatzelis mengatakan bahwa komitmen inovasi berbasis bukti itu terwujud dalam pengembangan produk tembakau alternatif bebas asap yang melibatkan ilmuwan dan engineers sejak tahap awal.

"Kami melibatkan lebih dari 900 peneliti, engineers, dan aktor perubahan untuk mewujudkannya," kata Vassilis, dalam sesi Conference di Idea Fest 2022 bertema 'It's Time to Rethink: Lead the Change!', di Jakarta, pada Minggu (27/11/2022).

Proses pengembangan tersebut mengerucut pada produk tembakau alternatif bebas asap.

Perlu diketahui, PMI secara total menginvestasikan lebih dari 9 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk melakukan riset sebelum melakukan komersialisasi pada produk tersebut.

Melalui serangkaian proses riset, PMI menemukan bahwa meskipun nikotin tidak bebas risiko, namun senyawa alami yang dikandung tembakau ini 'bukan merupakan penyebab utama penyakit terkait merokok'.

Oleh karena itu, penghantaran nikotin dapat dilakukan melalui cara lain yang tidak melibatkan proses pembakaran seperti rokok.

Baca juga: Produk Tembakau Alternatif Dinilai Efektif Ubah Kebiasaan Merokok

Tidak adanya proses pembakaran dapat mengurangi 90 hingga 95 persen paparan zat berbahaya dan potensi bahaya, jika dibandingkan rokok.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini