Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, ada enam faktor penyebab inflasi di berbagai negara tinggi di 2022.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, bahwa kondisi ekonomi global di 2022 yang penuh risiko berdampak juga terhadap inflasi di Indonesia meski tidak naik setinggi negara maju.
"Jadi, kalau tengok sepanjang 2022 ya di sana ada beberapa penyebab inflasi, di antaranya adalah konflik Rusia dan Ukraina.
Baca juga: BPS: Inflasi November 2022 Sebesar 5,42 Persen, Disumbang Bensin Hingga Rokok
Kemudian, adanya restriksi bahan pangan dan pupuk dari sejumlah negara produsen," ujarnya dalam "Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi dan Percepatan Realisasi Belanja Daerah" yang dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Senin (5/12/2022).
Selain kedua penyebab itu, juga akibat kenaikan suku bunga, di mana sebagai respon dari berbagai negara yang inflasinya tinggi.
"Ini (kenaikan suku bunga) bisa menyebabkan capital outflow pada beberapa negara berkembang," kata Margo.
Kemudian adanya krisis pangan dan energi, serta potensi stagflasi di berbagai negara, di mana ekonominya mulai landai dan inflasinya tinggi.
Terakhir, yang menjadi penyebab naiknya inflasi tahun ini adalah peningkatan utang global, di mana akan turut berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Berbagai peristiwa ini tentu saja ini bisa berdampak terhadap inflasi global dan juga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi global, dan tentu saja sebagian dampaknya juga ke Indonesia," pungkasnya.