TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) pada perdagangan hari ini, Rabu (7/12/2022) masih mengalami tekanan hingga kembali menyentuh level batas bawah atau auto reject bawah (ARB).
Pada pembukaan perdagangan, saham GOTO langsung terjun ke level bawah atau merosot 6,96 persen ke level Rp107 per saham.
Angka tersebut semakin menjauh dari harga saat penawaran umum perdana (intial publik offering/IPO) pada April 2022 senilai Rp338 per saham.
Baca juga: Harga Saham GoTo Merosot, Driver Gojek Kecewa
Berdasarkan data RTI, sekitar pukul 09.13 WIB, saham GOTO ditransaksikan sebanyak 93,43 juta saham dengan nilai transaksi sekitar Rp9,98 miliar.
Anjloknya saham GOTO pada hari ini menambah panjang catatan merah pergerakan saham GOTO, sebab penurunan harga sudah dimulai sejak 21 November 2022 atau sudah 13 hari perdagangan saham GOTO berada di zona merah.
Adapun mulai anjloknya saham GOTO hingga ke level ARB telah dimulai sejak 28 November 2022, di mana saat itu turun 6,49 persen di level Rp173 per saham.
Singapura Menadah
Mengutip dari Kontan, penurunan harga saham GOTO menjadi peluang untuk mulai mengoleksinya. Hal ini seperti yang yang dilakukan pemerintah Singapura.
Pemerintah Singapura telah memanfaat kesempatan di tengah penurunan harga saham GOTO. Saat harga saham GOTO melorot akibat dilanda aksi jual, pemerintah Singapura menadah saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk.
Jumlah saham GOTO yang diborong Pemerintah Singapura juga tidak sedikit. Per 2 Desember 2022, Pemerintah Singapura telah menguasai 68.710.744.883 miliar saham, atau setara 5,80 persen.
Baca juga: Saham GOTO Longsor 65 Persen, Berikut Analisis Pengusaha Peter Gontha
Kepemilikan Pemerintah Singapura atas saham GOTO ini merujuk pada data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 2 Desember 2022.
Telkomset Sebut Hal Wajar
PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) menanggapi harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang semakin tertekan.
Vice President Corporate Communications Telkomsel, Saki Hamsat Bramono mengatakan, fluktuasi nilai saham merupakan hal yang wajar.
Menurutnya, investasi yang dilakukan Telkomsel ke GOTO merupakan investasi yang difokuskan dalam jangka panjang.
"Bersamaan dengan GOTO yang kini telah menjadi perusahaan publik melalui IPO beberapa waktu lalu, maka pergerakan nilai saham yang fluktuatif menjadi hal yang wajar," ucap Saki dalam keterangan yang diperoleh Tribunnews, Selasa (6/12/2022).
"Di mana (pergerakan saham GOTO) akan mengikuti perkembangan pasar, sehingga dampaknya bisa saja berjalan dalam jangka pendek dan tetap memiliki peluang untuk tumbuh sesuai dengan konsistensi GoTo dalam pengembangan bisnis, khususnya di sektor digital secara jangka panjang," sambungnya.
Diketahui investasi Telkomsel ke Gojek dimulai sejak 2020, di mana pada 2021 Telkomsel kembali menyuntik modal senilai 450 juta dolar AS atau setara Rp 6,3 triliun.
Awalnya, suntikan modal terjadi pada November 2020 senilai 150 juta dolar AS, dan pada 2021 sebesar 300 juta dolar AS atau setara Rp 4,3 triliun.
Driver Gojek Khawatir
Penurunan harga saham GOTO turut membuat khawatir mitra pengemudi Gojek karena takut biaya aplikasinya akan dipotong lebih besar.
Baca juga: Saham Ambles Hingga 69 Persen dari Harga IPO, GOTO Kembali Trending Topic di Twitter
Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Daring Garda Indonesia, Igun Wicaksono mengatakan, penurunan harga saham itu diprediksi akan berdampak pada biaya potongan aplikasi bagi driver Gojek.
Menurutnya, saat ini Gojek telah menerapkan biaya aplikasi sebesar 20 persen.
Angka itu dinilai tak sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 564 Tahun 2022, tentang perhitungan biaya jasa penggunaan sepeda motor yang digunakan untuk kepentingan masyarakat dengan aplikasi atau ojek online, sebesar 15 persen.
"Yang sekarang terjadi biaya potong aplikasi ini ada yang lebih sampai 20 persen sampai 30 persen. Tujuannya mungkin untuk memperbaiki dari nilai saham. Itu bisa terjadi disitu (naik 30 persen) ini prediksi kami dari asosiasi," kata Igun Wicaksono saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (6/12/2022).
Baca juga: IHSG Ditutup Anjlok 1,36 Persen, Bukalapak Pimpin Top Gainers dan GOTO Masih di Jajaran Top Losers
Igun mengatakan, pihaknya tengah memperjuangkan biaya potongan aplikasi Gojek agar sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 564 tahun 2022. Lantaran, Igun menilai hal itu bakal berdampak pada kesejahteraan driver Gojek.
"Sampai 30 persen (biaya potongan aplikasi) itu yang kita tentang terus. Jadi permintaan kita potongan biaya aplikasi itu maksimal hanya 10 persen. Sampai detik ini masih belum disetujui atau belum direvisi oleh Kemenhub," jelasnya.
Tata Kelola Tak Baik
Pengusaha Peter F Gontha menilai penurunan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) hingga lebih dari 65 persen terjadi karena tata kelola bisnis yang kurang baik.
Antara lain, akibat persoalan bakar uang dan kinerja usahanya yang buruk karena perusahaan masih mengalami kerugian.
"Menurut saya jika ada penurunan [harga saham] itu wajar, tapi kalau penurunannya hampir 65 persen menurut saya ada masalah kinerja atau cost control dan membakar duit."
"Sementara, yang menjual menurut saya adalah mereka yang kena lock up atau founder, tapi menjual saham karena (mereka) sendiri tidak percaya akan kinerja perusahaan," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Selasa (6/12/2022).
Lebih lanjut, menurut Peter, masa depan GOTO tidak bisa serta-merta dibandingkan dengan Amazon yang sahamnya sempat ambruk 90 persen lebih awal tahun 2000, tapi terus meroket hingga puluhan tahun berikutnya.
"Amazon adalah asset based. Sementara, GOTO service based, mungkin dua mahluk yang satu keluarga, tapi beda jenis," katanya.
Sebelumnya dalam laman Instagram @petergontha, dirinya mengaku kaget karena saham GOTO terus mengalami pelemahan sampai ke level Rp 115 per saham.
Baca juga: Harga Terus Melorot Hingga Rp 123, Saham GOTO Bisa Kena Suspensi?
"Pagi ini saya terperanjat. Pada waktu membuka papan pasar saham IDX, sesudah absen memantau selama 8 hari kerja. Ternyata saham GoTo sudah menurun ke Rp 115 dari harga perdana Rp 338, jadi sudah turun 65,9 persen," tulisnya.
Ditambahkannya, GoTo yang merupakan perusahaan unicorn pertama di Indonesia tersebut belum memberikan pernyataan apapun terkait penurunan harga saham yang terjadi saat ini.
"Ini salah satu Unicorn terkemuka di Indonesia yang pertama, dan menjanjikan banyak pengharapan ke depan, 27 persen investasi saya percayakan pada mereka," ujarnya.
"Namun, tidak sedikit pun keterangan yang diberikan kepada para Investor mengenai penyebab turunnya saham ini. Apakah ini hoax? Mau dibawa kemana saham ini Kalau ada yang tau mohon share infonya," pungkasnya.