Pemesanan dengan digital dan publikasi di media sosial menambah publikasi untuk Danau Shuji.
Media lokal pun mulai memuat, hingga kunjungan para pejabat menjadikan Desa Lembak kini punya ikon.
Tak sampai di sini, Pokdarling juga menorehkan prestasi dalam pengelolaan sampah plastik. Konsep pengelolaan integrasi zero waste.
Untuk sampah organik dibuat kompos. Dikompos ini menghasilkan maggot untuk makanan ikan.
Oleh sebab itu, sampah organik ini mendukung akuaponik. Selain itu, kompos juga dijual dalam bentuk kemasan.
Sedangkan untuk sampah anorganik, khususnya sampah plastik diolah menjadi mebel dan perahu. Hal ini menjadi inovasi dalam mendaur ulang sampah.
Sampah plastik menjadi mebel dengan program Pak Dalang (Papan Plastik Daur Ulang). Plastik dilebur kemudian menjadi papan yang digunakan untuk mengganti kayu.
Dengan plastik daur ulang ini, bisa hemat bahan hingga 50 persen.
Sedangkan untuk perahu, plastik daur ulang ini digunakan untuk membuat kerangka dan badan.
“Sampah plastik di-press kemudian dirakit menjadi mebel dan perahu. Perahu ini yang digunakan untuk sarana wisata,” terang General Manager Zona 4 Region 1-Sumatera PT Pertamina(Persero), Agus Amperianto.
Dari proses daur ulang plastik untuk perahu ini bisa menurunkan emisi hingga 1,4 ton CO2-eq. Sedangkan proses manajemen sampah integrasi zero waste ini bisa mengelola 183,8 ribu ton yang menimbulkan timbunan dan pencemaran danau.
Kelompok ketiga adalah Prota Berdasi. Program ini merupakan solusi dari kebakaran hutan yang terjadi di Danau Shuji dan sekitarnya.
Tahun 2017, terjadi kebakaran yang cukup luas yaitu 200 hektar yang merugikan negara sekitar Rp 15 miliar.
Baca juga: Kemenparekraf Gelar Sosialisasi Sadar Wisata 5.0, Bangkitkan Semangat Pelaku Industri
Sejumlah 10 orang yang tergabung dalam Protaberdasi menjadi petugas yang tangguh dan siap siaga dalam menghadapi karhutla.