News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Badai PHK

Popularitas Meredup, JD.ID Kembali Lakukan PHK 200 Karyawan

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. JD.ID raksasa e-commerce asal Indonesia dilaporkan kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), isu ini ramai diperbincangkan publik usai akun @ecommurz mencuitkan informasi terkait pemecatan JD.ID di media sosial Twitter.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – JD.ID raksasa e-commerce asal Indonesia dilaporkan kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), isu ini ramai diperbincangkan publik usai akun @ecommurz mencuitkan informasi terkait pemecatan JD.ID di media sosial Twitter.

Dalam cuitan yang ditulis pada Selasa (13/12/2022) @ecommurz menjelaskan bahwa PHK akan menyasar 50 hingga 85 persen atau sekitar 200 staff dari semua total karyawan.

“BREAKING: Layoff happening today in http://JD.ID after 11 minutes townhall earlier today. Team suddenly instructed to work from home this week. Those who stay (announced via email) have to return again to office next week. Rumors said around 50-85 persen impacted," tulis akun @ecommurze.

Setelah informasi ini mencuat dan jadi topik hangat para netizen Twitter, JD.id langsung memberikan pernyataan resmi terkait PHK yang dilakukan perusahaan melalui akun Instagram.

Baca juga: Startup Teknologi Kesehatan PharmEasy Umumkan PHK Terhadap Sebagian Besar Karyawan

Setya Yudha Indraswara, Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, menjelaskan perusahaan harus melakukan pemangkasan karyawan sebagai bentuk adaptasi untuk mencegah kerugian ditengah perubahan bisnis yang terjadi selama belakangan ini.

Pemangkasan ratusan staff bukanlah kali pertama yang dilakukan oleh JD.ID, di tahun ini tepatnya pada Mei lalu perusahaan dilaporkan telah mengambil langkah yang sama sebagai bentuk improvisasi agar JD.ID dapat terus beradaptasi dengan dinamika pasar dan tren industri di Indonesia.

Meski pemecatan yang dilakukan JD.ID memicu penambahan jumlah pengangguran, namun perusahaan berjanji akan memberikan sejumlah dukungan bagi karyawan terdampak diantaranya asuransi serta dukungan berupa talent promoting, serta hak-hak lain yang sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

Sejarah JD.ID

Dirilis di Indonesia pada 2015 silam, JD.ID hadir dengan misi 'Make Joy Happen' berkomitmen untuk menyediakan produk berkualitas original yang terpercaya, cepat dan aman bagi para konsumen.

Sederet pembaharuan dihadirkan JD.ID untuk mendorong laju penjualan perusahaan dengan menyediakan platform belanja Omni-Channel yang menggabungkan dua channel bisnis yang berbeda yakni daring dan luring pada 2018 silam.

Namun popularitas anak usaha JD.com yakni JD.ID di Indonesia masih memiliki peringkat terbelakang, akibat kalah bersaing dengan raksasa e-commerce Singapura seperti Shopee dan Lazada Group.

Kondisi ini yang kemudian membuat JD.Com menghadapi tantangan pada pertumbuhan penjualan selama 2022, hingga membuat raksasa e-commerce asal China ini berniat hengkang dari pasar Indonesia mulai 2023 mendatang.

Langkah tersebut dilakukan untuk menekan biaya pengeluaran perusahaan, di tengah gejolak makroekonomi karena dampak inflasi.

Rencananya setelah melepaskan saham anak perusahaannya di Indonesia, JD.com akan memfokuskan diri untuk mempertajam operasi di pasar China, mengingat di kuartal ketiga 2022 JD.com hanya mampu mencatatkan laba bersih 6 miliar yuan setelah merugi 2,8 miliar yuan di periode yang sama.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini