Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di level Rp15.632 pada Jumat pagi pukul 09.08 WIB (16/12/2022).
Sebelumnya pada Kamis sore (15/12/2022), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp15.619.
Jika dilihat lebih detail, pada pagi ini rupiah mengalami pelemahan 13 poin.
Baca juga: Rupiah Rabu Sore Menguat Terhadap Dolar AS, Kini di Level Rp15.500-an
Pengamat Pasar Keuangan Ibrahim Assuaibi sebelumnya mengatakan, fluktuasi rupiah masih akan terjadi dan berpotensi melemah pada penutupan sore nanti.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.600 hingga Rp15.650," ucap Ibrahim dalam analisanya, (15/12/2022).
Diketahui sebelumnya, nilai tukar mata uang rupiah berada di level Rp15.619 per dolar AS pada Kamis. Jika dicermati, nilai tukar mata uang Garuda melemah 27 poin, sebelumnya pada level Rp15.592
Ibrahim mengatakan, pelemahan rupiah pada kemarin disebabkan indeks dolar AS yang menguat, serta dipengaruhi faktor eksternal dan internal.
Untuk faktor eksternal, indeks dolar naik secara luas pada hari Kamis setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga.
Seperti diketahui sebelumnya, Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed pada Rabu (4/12/2022) waktu setempat, kembali menaikkan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi di kisaran 4,25-4,50 persen.
Sementara untuk faktor internal, fluktuasi ru
Baca juga: Senin Pagi Nilai Tukar Rupiah Melemah Tipis ke Posisi Rp15.645 per Dolar AS
piah terdorong neraca perdagangan barang masih mengalami surplus pada November 2022.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan pada November 2022 sebesar 5,16 miliar dolar AS.
Surplus neraca perdagangan ini turun dari 5,67 miliar dolar AS pada Oktober 2022.
Jika melihat trennya ke belakang, neraca perdagangan pada periode ini mengalami surplus selama 31 bulan berturut-turut, sejak Mei 2020.
Surplus neraca perdagangan barang ini terjadi lantaran nilai ekspor masih lebih tinggi dari nilai impor pada bulan tersebut. Adapun nilai ekspor tercatat sebesar 24,12 miliar dolar AS dan nilai impor tercatat sebesar 18,96 miliar dolar AS.
Sedangkan, neraca perdagangan secara kumulatif dari Januari 2022 hingga November 2022 mencatat total surplus sebesar 50,59 miliar dolar AS.