News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Suku Bunga Acuan BI Naik Lagi, Bersiap Hadapi Kenaikan Bunga KPR dan Perbankan Bidik Pertumbuhan

Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi KPR. Bank Indonesia (BI) kembali menaikan suku bunga acuannya atau BI 7 Days Reverse Repo Rate naik 25 basis poin (bps) menjadi 5,5 persen. Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia tersebut akan berdampak terhadap suku bunga KPR.

Iriska Dewayani, Senior Vice President (SVP) Non-Subsidized Mortgage and Personal Lending Division BTN mengatakan, pihaknya optimis ekspansi KPR tahun depan karena potensi dari ekonomi makro masih naik dan industri properti diperkirakan para pengamat bakal tumbuh 10 persen-12% tahun ini.

Selain itu, BTN melihat kebutuhan akan hunian di Tanah Air juga masih sangat besar karena backlog perumahan masih sangat besar.

"Kalau lihat perbankan secara umum juga menargetkan kredit sekitar 10%-12% tahun depan, jadi sebagai tantangan kami mengambil angka atas. Para developer juga saat ini menunjukkan animo besar untuk pertumbuhan tahun depan," jelas Iriska dikutip dari Kontan, Jumat (23/12/2022).

Baca juga: Suku Bunga Acuan Bank Indonesia Melonjak, Ekonom: Bunga KPR Bisa Naik 3 Persen pada Tahun DepanĀ 

BTN telah menyiapkan berbagai strategi untuk mengejar target pertumbuhan tahun depan. Di segmen non subsidi, bank dengan pangsa pasar KPR terbesar di Tanah Air ini akan mulai fokus menggarap segmen KPR dengan ticket size di atas Rp 750 juta.

Untuk menggarap itu, BTN akan memperbanyak kolaborasi dengan pengembang-pengembang skala nasional. Perseroan akan membuat semacam sentral yang akan fokus membantu pengembangan dengan skala proyek mulai harga Rp 750 juta dan memberikan proses bisnis yang lebih cepat.

Sementara selama ini, rata-rata ticket size atau plafon KPR BTN per nasabah masih sekitar Rp 500 juta. KPR di bawah Rp 500 juta menyumbang sekitar 80%-90% dari total portofolio KPR bank pelat merah ini.

Dari sisi bunga KPR, BTN akan melakukan penyesuaian terhadap BI rate. Iriska bilang, sampai akhir tahun ini BTN masih menawarkan bunga tetap satu tahun sebesar 4,47% terhadap konsumen developer pilihan yang bekerjasama dengan perseroan. Lewat kerjasama itu, pengembang dan bank menawarkan program bundling sehingga bunga yang ditawarkan ke nasabah menjadi 2,47%.

Terhitung mulai 1 Januari 2023, BTN akan menaikkan bunga KPR koborasi dengan pengembang pilihan menjadi 5,46%.

"Jika pengembang memberikan subsidi maka bunga yang akan diluncurkan ke nasabah akan kita bundling sehingga bunga bisa lebih rendah dari itu," jelas Iriska.

Selain itu, BTN juga memiliki program bunga fixed dua tahun mulai 7,59% dan bunga fixed 20 tahun dengan bunga 11,59% untuk nasabah berpendapatan tetap dan 12,59% untuk non fixed income. Bunga tetap sampai 20 tahun diberikan sebagai pilihan bagi nasabah yang menginginkan kepastian. Adapun bunga floating BTN saat ini mencapai 12,5%. Iriska tidak menjawab apakah bunga mengambang sesuai pasar ini akan dinaikkan tahun depan.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga optimis KPR akan tumbuh lebih tinggi tahun depan dari tahun ini. Namun, bank ini tidak menetapkan angka target pertumbuhan KPR secara rinci. Hanya saja kredit secara keseluruhan ditargetkan tumbuh sebesar 12%.

Welly Yandoko, EVP Consumer Loan BCA, mengatakan optimisme itu didorong karena potensi bisnisnya besar di tengah jumlah backlog kebutuhan perumahan masyarakat Indonesia yang masih besar. Sementara pembiayaan KPR masih menjadi pilihan utama dalam membeli rumah saat ini.

Selain itu, prospek pertumbuhan itu juga akan didorong oleh adanya dukungan kebijakan makro prudensial dari Bank Indonesia untuk sektor properti serta kondisi internal BCA yang bagus.

"Jadi KPR BCA masih optimis prospek KPR tahun 2023 masih akan bagus. Kami berharap, pencairan KPR baru tahun depan akan lebih baik, paling tidak sama dengan tahun 2022." kata Welly.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini