Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berupaya memperkuat dan meningkatkan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) industri untuk kebutuhan industri saat ini.
Cara yang diambil kali ini ialah melakukan pembangunan SMK-SMAK Bogor yang dilakukan di daerah Tanah Sereal, Bogor, Jawa Barat.
Agus Gumiwang mengatakan, dari 275 juta jiwa yang ada di Indonesia memiliki hak yang sama memperoleh pendidikan yang layak.
Baca juga: Pelaku Industri Respons Upaya Kemenperin Siapkan SDM Berorientasi Penggunaan Teknologi Digital
"Dengan memberikan layanan pendidikan yang dapat diakses dan dijangkau, baik yang kalangan mampu maupun yang kurang beruntung. Disinilah, peran dari institusi pendidikan dalam menghadirkan pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan tetapi juga mampu menghasilkan SDM yang kompeten dan berkarakter," tutur Menperin dalam acara Groundbreaking Pembangunan SMK SMAK di Bogor, Senin (26/12/2022).
Agus menambahkan, dalam membagun SDM kompeten Indonesia dapat belajar dari pengalaman dari negara-negara yang sukses mengelola SDM melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi.
"Kunci keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi terletak pada orientasi penyelenggaraan yang berfokus pada pemenuhan demand bukan pada supply," jelasnya.
Untuk itu, Kementerian Perindustrian mendukung lahirnya SDM kompeten dalam mendukung kinerja industri nasional.
Sejak tahun lalu, Presiden Joko Widodo sendiri telah mengamanatkan untuk melakukan perubahan mendasar pengelolaan pendidikan dan pelatihan vokasi, yaitu dengan melakukan orkestrasi secara menyeluruh sebagaimana telah dilakukan oleh negara-negara yang sukses mengelola SDM.
Lulusan SMAK Bogor setiap tahunnya pada saat di wisuda, lulusan sudah terserap bekerja di industri, sehingga membuatnya menjadi SMK terbaik di negeri ini diantara 14.199 SMK yang ada.
Baca juga: Kemenperin dan Korsel Kerja Sama Kembangkan SDM Industri
"Keberhasilan pendidikan vokasi di SMAK Bogor terletak pada jalinan kemitraan dengan Industri. Dengan kemitraan yang terbangun maka akan mengurangi permasalahan mismatch supply dan demand penyediaan SDM Industri," ucap Agus.
Selain itu, fokus SMAK Bogor pada satu bidang keilmuan, yakni analisis kimia menjadikan pembeda di antara unit pendidikan vokasi, sehingga konsisten mencari mitra dan mudah dalam mengembangkan dirinya.
"Keberhasilan ini, juga ingin kita muliplikasi sehingga SMAK Bogor bisa menjadi laboratorium hidup yang terus dapat berkembang tidak hanya di tingkat nasional tapi kita dorong juga berkriprah di tingkat global," ungkap Menperin.